LPEI Salurkan Rp26 Triliun untuk Dorong Ekspor ke 90 Negara

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Plt Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Indonesia Eximbank Maqin U Norhadi. Foto: ANTARA/Imamatul Silfia.
Plt Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis Indonesia Eximbank Maqin U Norhadi. Foto: ANTARA/Imamatul Silfia.

BorneoFlash.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp26 triliun untuk Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) hingga Juni 2025.

 

Plt Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, menyatakan bahwa pembiayaan tersebut mendorong ekspor ke lebih dari 90 negara dan menghasilkan devisa sebesar 4,18 juta dolar AS atau sekitar Rp66,3 triliun.

 

LPEI menyalurkan pembiayaan PKE untuk lebih dari 29 jenis produk, seperti pesawat, kereta api, vaksin, alat kesehatan, furnitur, makanan olahan, dan produk kimia.

 

LPEI juga mendukung ekspor industri strategis nasional, antara lain:

  • Pesawat CN 235 ke Nepal dan Senegal,
  • Pesawat NC212i ke Filipina,
  • Kereta ke Selandia Baru dan Bangladesh,
  • Kapal landing platform deck ke Uni Emirat Arab. 

LPEI memfasilitasi ekspor alat kesehatan, termasuk jarum suntik dan kantung darah ke Amerika Serikat, Mesir, dan Tanzania, serta vaksin ke Malaysia, India, Nigeria, dan Pakistan.

 

LPEI ikut mendukung pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo melalui skema blended financing bersama perbankan, dengan alokasi lebih dari Rp1 triliun.

 

Pemerintah mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp13,7 triliun melalui APBN untuk mendanai delapan program PKE, yang mencakup:

 

  • Ekspor ke kawasan Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin,
  • Sektor usaha kecil dan menengah (UKM),
  • Pembiayaan perdagangan untuk 18 produk prioritas,
  • Industri alat transportasi,
  • Sektor farmasi dan alat kesehatan,
  • Pariwisata dan KEK Mandalika,
  • Marina dan infrastruktur pendukung destinasi super prioritas,
  • Industri penerbangan. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.