BorneoFlash.com – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menekankan bahwa budaya memiliki kekuatan untuk membentuk masa depan yang berkelanjutan, sehingga pemerintah harus terus mengembangkannya.
“Budaya merupakan kekuatan yang hidup dan berkembang. Budaya mampu menciptakan masa depan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Fadli Zon dalam CHANDI Summit 2025 di Jakarta, Jumat.
Fadli menjelaskan bahwa Indonesia menjadikan budaya sebagai instrumen penting soft power, yang dapat mendorong dialog antar budaya dan mengekspresikan nilai-nilai luhur bangsa melalui kreativitas, harmoni, dan warisan budaya.
Oleh sebab itu, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian Kebudayaan sebagai lembaga tersendiri untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Ia juga menyebut, keputusan tersebut sejalan dengan Pasal 32 UUD 1945 yang menugaskan negara untuk memajukan kebudayaan nasional dalam peradaban dunia serta menjamin kebebasan masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
“Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara alam, lingkungan, dan budaya demi mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai visi Asta Cita Presiden Prabowo,” kata Fadli.
Lebih jauh, Fadli menyebutkan bahwa Indonesia, dengan kekayaan budaya, keragaman etnis, dan bahasa daerah, harus menjaga, mempromosikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya sebagai aset nasional yang tak ternilai.
Ia juga menyoroti kekuatan budaya sebagai bentuk diplomasi yang mampu melampaui batas bahasa dan politik, serta menyentuh sisi terdalam manusia.
Fadli menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh mengabaikan budaya di tengah tantangan global seperti konflik geopolitik, ketimpangan sosial, krisis iklim, dan gangguan digital.
Sebaliknya, pemerintah harus menjadikan budaya sebagai fondasi dalam membangun solidaritas di tengah keberagaman serta mendorong inovasi dan strategi kreatif.
“Melalui diplomasi budaya, kita bisa merayakan identitas nasional dan berkontribusi pada kekayaan budaya global. Pendekatan ini membuka ruang dialog, membangun kemitraan, dan menciptakan perdamaian,” tutupnya. (*)