Kreativitas Guru Ciptakan Alat Peraga Edukatif, Wujud Kemandirian Pendidikan Lokal

oleh -
Penulis: Berthan Alif Nugraha
Editor: Janif Zulfiqar
Kreativitas Guru Ciptakan Alat Peraga Edukatif, Wujud Kemandirian Pendidikan Lokal. Foto: HO/Kemendikdasmen
Kreativitas Guru Ciptakan Alat Peraga Edukatif, Wujud Kemandirian Pendidikan Lokal. Foto: HO/Kemendikdasmen

BorneoFlash.com, PENDIDIKAN – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat di bawah Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), menyelenggarakan Gelar Karya Peningkatan Mutu Pembelajaran PAUD dan SD di Ibu Kota Nusantara (IKN).

 

Kegiatan ini menjadi puncak dari program Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD berbasis kemitraan yang telah berlangsung sejak 2023.

 

Direktur Jenderal GTKPG, Nunuk Suryani, menekankan bahwa pembangunan IKN tak cukup hanya dengan infrastruktur fisik. Ia menyebut peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai faktor kunci dalam keberhasilan IKN.

 

“SDM menjadi kunci utama, bukan hanya di wilayah inti IKN, tetapi juga di daerah penyangga yang menyatu dalam ekosistem Nusantara. Karena itu, wajib belajar 13 tahun, termasuk satu tahun prasekolah, harus kita jadikan fondasi utama dalam menyiapkan generasi emas Indonesia 2045,” tegas Nunuk.

 

Guru-guru yang terlibat dalam kegiatan ini turut menampilkan karya Alat Peraga Edukatif (APE) buatan mereka sendiri. Mereka menciptakan media pembelajaran seperti roda fonetik dan ular tangga edukatif dari bahan sederhana dan daur ulang, seperti kardus, tutup botol, dan kain perca. Para guru pun telah menggunakan alat tersebut dalam pembelajaran sehari-hari.

 

Melalui program ini, Kemendikdasmen membuktikan implementasi visi pendidikan IKN yang bertujuan membangun ekosistem pendidikan unggul guna memenuhi kebutuhan SDM masa depan. Berdasarkan data Dapodik 2024, sebanyak 212 satuan PAUD tersebar di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, dengan 540 pendidik aktif yang terus didampingi dengan pendekatan kolaboratif.

 

Kegiatan ini juga membuka ruang berbagi praktik baik dari delapan satuan PAUD Pembelajar, seperti KB Anggrek, KB Belia Binuang, TK Dewantara, dan TK Mitra Pradana. Melalui model kemitraan, para pendidik saling mendampingi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Baca Juga :  Aksi Damai Bela Palestina di Monas Jakarta Dihadiri Artis hingga Tokoh Nasional

 

Pada sesi diskusi bertema “Pengalaman Praktik Baik dalam Penguatan Pendidikan di IKN,” para guru, kepala sekolah, dan orang tua membagikan testimoni dampak nyata transformasi pendidikan yang mereka alami.

 

KB Belia Binuang, contohnya, memanfaatkan daun kelor untuk membuat produk edukatif yang juga bernilai ekonomi hingga lolos kompetisi inovasi nasional. Guru dan murid SDN 019 Sepaku menulis big book bertema lingkungan yang diangkat dari kisah nyata banjir di sekitar sekolah. Sementara itu, guru SDN 016 Sepaku, Indriani Koirum Nisa, menyampaikan bahwa kini siswa lebih tertarik membaca di pojok baca ketimbang bermain bola saat istirahat, bahkan mereka mulai saling membantu teman yang belum lancar membaca.

 

Para guru mitra kini sudah mahir menyusun modul ajar berdiferensiasi, sehingga mampu menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan tiap anak. Kepala sekolah juga mulai menerapkan perencanaan berbasis data, termasuk dalam pemanfaatan dana BOS untuk pengadaan alat peraga seperti printer A3 dan bahan bacaan.

 

Transformasi pendidikan yang berlangsung di wilayah IKN membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari keberanian mencoba, semangat belajar, dan kepedulian terhadap anak. Melalui langkah-langkah konkret ini, Nusantara tidak hanya membangun ibu kota baru, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih cerah. (*/kemendikdasmen.go.id)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.