Oleh karena itu, nilai-nilai luhur Pancasila perlu ditanamkan melalui pendekatan yang tepat, mudah dipahami dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Mayjen Rudy berharap seminar ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat literasi ideologi di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, sehingga mereka mampu merawat dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai benteng menghadapi dinamika geopolitik dan teknologi global.
Puncak kegiatan ditandai dengan pidato Kepala BPIP RI, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., yang menegaskan bahwa Pancasila harus menjadi pemandu dalam membangun ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi. Ia menjabarkan bagaimana setiap sila Pancasila memiliki relevansi langsung terhadap kebijakan pembangunan nasional yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
“Ketahanan pangan adalah pilar utama kedaulatan. Negara yang tidak mampu memberi makan rakyatnya akan mudah didikte dan kehilangan arah,” tegasnya. Ia juga menekankan bahwa kemandirian ekonomi bukan berarti tertutup dari dunia luar, tetapi mengutamakan potensi dalam negeri dengan mengangkat peran petani, nelayan, dan pelaku industri berbasis sumber daya lokal.
Prof. Yudian menutup pidatonya dengan mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus mengutamakan nilai-nilai Pancasila di seluruh sektor kehidupan, dari pendidikan hingga kebijakan ekonomi, demi mewujudkan Indonesia Raya yang berdaulat dan berkeadilan.
Seminar ini menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya revitalisasi nilai-nilai Pancasila secara aplikatif, terutama dalam konteks pembangunan ekonomi nasional dan ketahanan pangan. (*/Pendam VI/Mlw)






