Harga Kelapa Meroket, Kementan Percepat Hilirisasi untuk Sejahterakan Petani

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Kelapa. Foto: Grandyos Zafna
Kelapa. Foto: Grandyos Zafna

BorneoFlash.com, JAKARTAKementerian Pertanian (Kementan) dan Koalisi Pemerintah Kabupaten Penghasil Kelapa (Kopek) sepakat mempercepat hilirisasi dan mengembangkan industri kelapa nasional. Kedua pihak mengambil langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa, salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

 

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa Kementan dan Kopek mencapai kesepakatan itu melalui rapat koordinasi. Pasar internasional, terutama China dan Malaysia, kini semakin aktif mengimpor produk kelapa dari Indonesia.

 

“China dan beberapa negara lain, termasuk Malaysia, kini aktif mengimpor kelapa Indonesia,” ujar Amran dalam keterangan tertulis, Minggu (25/5/25).

 

Langkah ini mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto saat rapat terbatas di Istana Merdeka pada Jumat (23/5/25). Presiden menekankan pentingnya mempercepat proyek hilirisasi nasional dan menindaklanjuti proyek prioritas di sektor pertanian.

 

“Atas perintah Bapak Presiden, kami akan membangun industri hilirisasi, insya Allah mulai tahun ini,” tambah Amran.

 

Menteri Amran menyatakan kenaikan permintaan kelapa di pasar global menyebabkan harga kelapa melonjak signifikan. “Harga kelapa naik dari Rp1.300 menjadi Rp4.000, Rp5.000, bahkan sampai Rp7.000 per kilogram. Ini kabar baik bagi petani kelapa Indonesia,” jelasnya.

 

Pemerintah berkomitmen mempercepat pembangunan industri kelapa dari hulu hingga hilir, khususnya di sentra penghasil kelapa. Amran mengajak Kopek untuk lebih aktif mendorong program hilirisasi dan investasi di sektor pengolahan kelapa.

 

“Momentum ini tidak boleh kita lewatkan. Petani harus sejahtera dan nilai tambah produk kelapa harus tetap berada di daerah penghasil,” tegasnya.

 

Amran juga mendorong petani menerapkan sistem tumpang sari di perkebunan kelapa. Ia mengusulkan petani menanam padi, jagung, kakao, dan komoditas pangan lain yang sesuai kondisi agroklimat di lahan kelapa.

Baca Juga :  Satgas Yonif 611/Awang Long Bersama Warga Papua Panen Raya Perdana

 

Langkah ini akan meningkatkan pendapatan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kita harus maksimalkan penggunaan lahan. Petani bisa panen kelapa sekaligus panen padi dan jagung di bawah pohon kelapa. Ini cara efektif mempercepat swasembada dan meningkatkan pendapatan petani,” pungkasnya.

 

Sebagai informasi, Indonesia memiliki 10 kabupaten/kota sebagai sentra penghasil kelapa, yaitu Kabupaten Indragiri Hilir (Riau), Tanjung Jabung Timur (Jambi), Banggai (Sulawesi Tengah), Tanjung Jabung Barat (Jambi), Sumenep (Jawa Timur), Halmahera Utara (Maluku Utara), Banyuasin (Sumatera Selatan), Minahasa Selatan (Sulawesi Utara), Pandeglang (Banten), dan Padang Pariaman (Sumatera Barat). (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.