BorneoFlash.com, JAKARTA – Kondisi sektor ritel di Indonesia kian mengkhawatirkan. Satu per satu gerai mulai menghentikan operasionalnya, termasuk pusat-pusat perbelanjaan ternama yang dikelola perusahaan asing.
Di antaranya, GS Supermarket dan LuLu Hypermarket, yang kabarnya akan segera tutup atau dialihkan kepemilikannya.
“Ritel besar seperti LuLu memang harus mengubah format bisnisnya agar tetap relevan. Sementara GS, memang sudah akan di-takeover,” ungkap Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budiharjo Iduansjah, saat ditemui wartawan usai acara Harkornas 5K di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (18/5/2025).
Budiharjo mengakui, penutupan sejumlah gerai pasti berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi sebagian karyawan. Namun, ia tetap optimistis bahwa tenaga kerja sektor ritel memiliki peluang besar untuk diserap kembali oleh jaringan ritel lainnya.
“Sektor ritel memang sedang mengalami banyak penutupan, dan itu memicu PHK. Tapi biasanya, tenaga kerja ritel cepat terserap kembali karena pengalaman mereka tidak mudah dicari,” jelasnya.
Menurutnya, karyawan ritel memiliki kemampuan yang cukup kompleks. Tidak hanya sekadar melayani pelanggan dengan senyum, salam, dan sapa, mereka juga dituntut memahami sistem, teknologi, bahkan penjualan online.