BorneoFlash.com, GAZA – Hamas menyatakan kesiapannya untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri perang berkepanjangan di Jalur Gaza. Dalam usulan terbaru, Hamas siap membebaskan seluruh sandera Israel secara sekaligus dengan imbalan gencatan senjata selama lima tahun.
Dilansir AFP, Minggu (27/4/2025), delegasi Hamas baru saja menyelesaikan kunjungan ke Kairo, Mesir, guna berdiskusi dengan para mediator terkait penyelesaian perang 18 bulan terakhir melawan Israel – konflik yang telah menewaskan lebih dari 51.000 orang di Gaza.
Seorang pejabat Hamas, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan kepada AFP bahwa kelompok tersebut siap melakukan pertukaran tahanan dalam satu gelombang, sekaligus mencapai gencatan senjata jangka panjang. Usulan ini muncul setelah Israel menolak proposal gencatan senjata sebelumnya yang diajukan awal bulan ini.
Dalam proposal yang ditolak tersebut, Hamas menawarkan gencatan senjata 45 hari dan pembebasan 10 sandera, namun Israel menuntut kesepakatan yang lebih menyeluruh, termasuk pelucutan senjata Hamas — syarat yang ditolak keras oleh kelompok itu.
“Kali ini kami akan menuntut jaminan berakhirnya perang secara permanen. Penjajah bisa saja kembali berperang setelah kesepakatan parsial, tetapi tidak dengan kesepakatan komprehensif yang disertai jaminan internasional,” tegas pejabat senior Hamas, Mahmud Mardawi.
Osama Hamdan, pejabat senior Hamas lainnya, juga menekankan bahwa pihaknya tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang tidak menjamin penghentian perang secara total dan permanen. Ia menolak permintaan Israel untuk pelucutan senjata, dengan alasan penjajahan masih berlangsung.
Kondisi Gaza Kian Kritis
Sementara itu, situasi di Gaza semakin memburuk. Stok makanan dan obat-obatan menipis drastis. Pada Sabtu (26/4), serangan Israel di Gaza utara menewaskan sedikitnya 36 orang. Di lokasi lain, 25 warga lainnya turut menjadi korban.
Militer Israel belum mengomentari serangan terbaru ini, namun mengklaim telah menyerang 1.800 “target teror” dan membunuh ratusan “teroris” sejak operasi militer kembali dilancarkan pada 18 Maret 2025.