Dalam kunjungannya, Maruarar juga menyoroti pentingnya akurasi data dalam menyalurkan bantuan. Ia memuji kebijakan pemerintah di bawah Presiden Prabowo yang memperbarui data penduduk setiap tiga bulan melalui BPS. “Dengan data yang terus diperbarui, kita bisa pastikan program tepat sasaran dan tidak stagnan,” jelasnya.
Menteri PKP juga mengingatkan para pengembang agar tidak hanya terpaku pada jumlah, tetapi juga menjaga kualitas. Ia meminta agar desain hunian dibuat menarik dan rapi, demi menciptakan lingkungan tinggal yang nyaman dan membanggakan.
“Ini bukan hanya tentang angka. Rumah subsidi harus punya kualitas yang baik, karena ini rumah bagi masa depan rakyat. Mari bangun dengan semangat dan tanggung jawab,” tuturnya.
Ia juga menegaskan langkah taktis dalam pengembangan hunian bersubsidi di luar kawasan inti Ibu Kota Nusantara (IKN). Maruarar Sirait, mengajak para pengembang untuk memanfaatkan peluang besar di wilayah penyangga IKN yang diprediksi akan menjadi magnet baru aktivitas ekonomi.
Maruarar menyebutkan bahwa lokasi di luar IKN justru menyimpan potensi tinggi untuk pembangunan perumahan terjangkau. Hal ini terutama ditujukan bagi kalangan pekerja yang akan terserap dalam berbagai proyek di kawasan ibu kota baru.

“Daripada menunggu lahan di dalam IKN, lebih strategis memulai di luar kawasan. Masih banyak tanah kosong yang bisa dimanfaatkan, jaraknya juga terjangkau,” ujar Maruarar.
Kunjungan ini juga ditandai dengan penyerahan kunci rumah secara simbolis kepada sejumlah penerima manfaat dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), termasuk guru PAUD, pengemudi ojek online, pekerja warung kelontong, dan pegawai swasta. (*)