Sebagian di antaranya harus mencari rumah sakit alternatif untuk mendapatkan layanan medis yang dibutuhkan.
Pihak rumah sakit mengakui bahwa kesulitan finansial menjadi faktor utama penghentian operasional ini.
Dampaknya dirasakan langsung oleh tenaga medis dan staf administrasi, terutama akibat tertundanya pembayaran gaji yang berlarut-larut.
Perwakilan manajemen RSHD, Desi Andriani Hangin, menyampaikan bahwa saat ini berbagai upaya tengah dilakukan untuk mengatasi krisis tersebut dan memastikan hak-hak pegawai dapat segera dipenuhi.
“Manajemen saat ini sedang bekerja keras untuk mencari solusi terbaik. Kami sangat memahami kegelisahan para karyawan, dan kami berkomitmen untuk memenuhi kewajiban kami kepada mereka,” jelas Desi.
Terkait waktu pasti pembayaran, Desi menuturkan bahwa pihak rumah sakit masih merujuk pada tenggat waktu yang tercantum dalam surat resmi.
“Kami memohon doa dan dukungan dari seluruh pihak agar proses pemulihan ini dapat berjalan dengan lancar,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa keputusan untuk menghentikan sementara layanan bukan semata karena faktor keuangan, tetapi juga untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pasien.
“Kami tidak ingin memberikan pelayanan dalam kondisi yang tidak ideal. Oleh karena itu, kami memilih untuk menghentikan operasional sementara sampai kondisi memungkinkan untuk kembali dibuka,” ungkapnya.
Manajemen RSHD saat ini sedang menyusun sejumlah skenario perbaikan, termasuk kemungkinan restrukturisasi internal dan penataan ulang sistem keuangan, sebagai bagian dari upaya pemulihan jangka panjang. (*)