BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Masalah sampah di kawasan pesisir Balikpapan kian mengkhawatirkan. Selain mengganggu keindahan pantai, tumpukan sampah yang terus berdatangan juga menimbulkan ancaman nyata bagi lingkungan laut.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan mencatat, setiap harinya sekitar 6 hingga 9 ton sampah mengotori pantai. Jumlah ini bahkan dapat meningkat saat kondisi cuaca ekstrem, seperti musim angin selatan dan gelombang tinggi.
“Sebagian besar sampah yang muncul di pesisir bukan hanya dari aktivitas warga sekitar, tapi juga terbawa arus dari laut,” kata Kepala DLH Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, Sabtu (12/4/2025).
Menghadapi persoalan ini, DLH telah menambah jumlah personel kebersihan di sejumlah titik rawan. Fokus utama diarahkan ke Balikpapan Barat, kawasan padat yang mayoritas permukimannya berada di atas air.
Penambahan 20 petugas dilakukan di luar dari 60 petugas yang sudah lebih dulu diterjunkan di 10 kelurahan pesisir lainnya. Namun, Sudirman menilai upaya ini hanya akan efektif bila didukung perubahan perilaku masyarakat.
“Kalau masyarakat masih buang sampah sembarangan, baik dari kota maupun hulu, maka pantai akan terus jadi tempat pembuangan akhir,” ujarnya.
Menurutnya, persoalan ini bukan semata soal volume sampah yang besar, melainkan efek domino yang ditimbulkan seperti rusaknya ekosistem laut, matinya biota, hingga banjir akibat tersumbatnya aliran air.
DLH pun terus mendorong partisipasi warga, khususnya di wilayah pesisir dan bantaran sungai, untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
“Solusi jangka panjang ada di kesadaran kolektif. Menjaga kebersihan itu bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama,” tegas Sudirman.