Trem Otonom CRRC Qingdao Sifang: Gagal Beroperasi, Terbengkalai di IKN

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Rolling stock trem buatan CRRC Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (8/11/2024) (FOTO : HILDA B ALEXANDER)
Rolling stock trem buatan CRRC Sifang masih teronggok di Bundaran Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, Ibu Kota Nusantara (IKN), Jumat (8/11/2024) (FOTO : HILDA B ALEXANDER)

BorneoFlash.com, NUSANTARA – Trem Otonom Terpadu (TOT) buatan BUMN China, CRRC Qingdao Sifang, masih terbengkalai di Ibu Kota Nusantara (IKN) setelah gagal beroperasi secara otonom. Trem ini tertutup debu akibat aktivitas konstruksi di sekitarnya. Sebelumnya diparkir di Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur, trem ini kini dipindahkan ke dekat Jalan Bebas Hambatan Seksi 6A.

 

Direktur Pengembangan Ekosistem Digital Otorita IKN, Tonny Agus Setiono, membenarkan bahwa rolling stock TOT CRRC Sifang masih berada di IKN. “Pemindahan dilakukan karena lokasi sebelumnya sedang dibangun,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (5/3/2025).

 

Trem ini awalnya direncanakan kembali ke China pada Februari 2025 setelah gagal dalam uji Proof of Concept (PoC). Sementara itu, TOT dari CRRC Zhuzhou Institute Co. Ltd dan Norinco sudah lebih dulu dikembalikan. Kedua trem tersebut sebenarnya sukses beroperasi secara otonom di China, tetapi tidak mendapat kesempatan menjalani uji PoC di IKN.

 

Kegagalan TOT CRRC Qingdao Sifang dalam Uji PoC

Uji PoC dilakukan oleh tim evaluasi independen yang terdiri dari pakar transportasi, teknologi sistem kendali otonom dari tiga perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan praktisi di Indonesia.

 

Pengujian berlangsung dari 12 September hingga 22 Oktober 2024 di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, meliputi dua rute uji coba: sekitar Kemenko 1–4 dan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat serta Timur. Tim ahli mengevaluasi aspek pengereman darurat, kemampuan sistem otonom, dan performa baterai sebelum implementasi di IKN.

 

Hasil uji coba mengungkap tiga masalah utama:

1.Belum Berfungsi Sepenuhnya Secara Otonom
Trem masih memerlukan pengemudi di kabin yang harus siap mengambil alih kendali manual, menunjukkan bahwa sistem kendali otonomnya belum sepenuhnya andal.

Baca Juga :  PPKM di Kubar Turun Level 3, Tempat Wisata dan Pasar Malam Belum Boleh Buka 

2.Sistem Otonom Belum Teruji Sepenuhnya
Sistem belum memiliki kontrol kecepatan dan pengereman terprogram per rute jalan (programmable route control). Beberapa skenario uji coba masih membutuhkan penyesuaian manual di lapangan.

3.Pengereman Otonom Belum Optimal
Trem belum mampu melakukan pengereman otomatis atau memperingatkan jika ada objek di jalurnya.

 

Tim penilai PoC menyimpulkan bahwa mode otonom trem ini belum optimal karena masih membutuhkan intervensi manual dalam situasi darurat. Selain itu, sistem kendali otonomnya belum mendukung operasi dua arah (bidireksional) yang diperlukan untuk operasional penuh di IKN. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.