Wakil Ketua DPRD Samarinda Soroti Penertiban Pertamini dan Dampaknya

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Ardiansyah
Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vananzda. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vananzda. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

Di lapangan, operasional pom mini yang masih berjalan hingga saat ini ternyata tidak berdampak signifikan dalam mengurangi antrean di SPBU.

 

Bahkan, beberapa SPBU seperti Gatot Subroto dan Kadrie Oening tidak menjual BBM bersubsidi jenis pertalite karena dinilai berpotensi menimbulkan kemacetan.

 

“Risiko kebakaran akibat pertamini memang cukup besar, tetapi di sisi lain, ketersediaan SPBU juga masih terbatas. Ada masyarakat yang setuju dengan penghapusan pertamini, namun tidak sedikit yang tetap mendukung keberadaannya. Oleh sebab itu, keputusan ini harus benar-benar mempertimbangkan kepentingan semua pihak,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Politisi PDI Perjuangan ini menekankan bahwa pemerintah kota perlu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat sebelum mengambil keputusan final terkait keberadaan pertamini. 

 

Ia juga menekankan perlunya solusi alternatif, seperti pembangunan SPBU tambahan, jika nantinya pertamini benar-benar dihapuskan.

 

“Kami ingin melihat sejauh mana masyarakat dan pemerintah kota mencapai kesepakatan dalam hal ini. Jika pertamini memang perlu dihapuskan, maka harus ada solusi pengganti yang jelas, seperti pembangunan SPBU baru,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.