Rozana juga menyoroti bahwa konsumsi gula yang berlebih juga dapat mempengaruhi fungsi otak, termasuk memori.
Sebagian besar glukosa dari karbohidrat digunakan sebagai energi oleh otak, namun kadar glukosa yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif.
Gula yang tinggi dapat merangsang pelepasan dopamin, menciptakan efek kecanduan yang mirip dengan zat adiktif seperti narkotika.
“Akibatnya dia minum atau makan gula hatinya senang, akhirnya membuat kita merasa bahwa itu adalah suatu solusi mau lagi-mau lagi,” ujar dia.
Efek kecanduan ini dapat membuat seseorang terus meningkatkan konsumsi gula untuk mendapatkan efek yang sama. Bahkan, konsumsi gula berlebih juga dikaitkan dengan gangguan memori, seperti sering lupa.
Rozana menyarankan agar masyarakat memperhatikan asupan gula, terutama dari minuman manis yang sering kali mengandung gula tersembunyi.
Untuk menjaga kesehatan, penting membatasi konsumsi gula tambahan agar tetap ideal, yaitu kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian. Dengan begitu, dampak buruk konsumsi gula yang berlebihan terhadap kesehatan fisik dan mental dapat dihindari. (*)