“Orang dewasa juga membutuhkan perhatian khusus untuk mengatasi tekanan mental akibat bencana ini. Pendekatan relaksasi dan terapi yang kami lakukan membantu mereka merasa lebih tenang,” ungkap Kombes Yenny Rosmalawati Dewi, Psikolog Madya SSDM Polri.
Yenny juga menyampaikan bahwa layanan psikologi ini diharapkan dapat mencegah trauma berkepanjangan pada warga.
“Selain memberikan terapi, kami memastikan kesiapan logistik yang disediakan Polres untuk mendukung kebutuhan para pengungsi,” jelasnya.
Kegiatan Trauma Healing di Berbagai Lokasi
Pada Sabtu (16/11), tim mengunjungi posko-posko pengungsian untuk memberikan sesi interaktif kepada anak-anak dan terapi psikologi bagi orang dewasa. Pada Minggu (17/11), tim melanjutkan ke Desa Klatanlo Lewotobi, desa terdekat dari kaki Gunung Lewotobi, untuk melakukan sesi psikososial.
Di Posko Apo Tobi, mereka melaksanakan pendampingan psikologi melalui kunjungan ke fasilitas posko dan interaksi langsung dengan pengungsi.

“Kegiatan ini diharapkan dapat mengembalikan keceriaan anak-anak dan memotivasi warga untuk bangkit dari bencana. Dukungan psikologis ini menjadi bagian penting dalam memulihkan kondisi sosial dan mental masyarakat,” pungkas Yenny.
Kehadiran tim trauma healing Polri menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menangani dampak bencana alam tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikologis. (*)