Presiden Jokowi: Tingkatkan Riset untuk Atasi Rendahnya Produktivitas Pangan Indonesia

oleh -
Penulis: Wahyuddin Nurhidayat
Editor: Ardiansyah
Jokowi menyoroti hasil dari produksi pangan di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Menurutnya, ada yang salah dengan Indonesia. (Vico - Biro Pers Sekretariat Presiden).
Jokowi menyoroti hasil dari produksi pangan di Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Menurutnya, ada yang salah dengan Indonesia. (Vico - Biro Pers Sekretariat Presiden).

BorneoFlash.com, JAKARTAPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti rendahnya produksi pangan Indonesia dibandingkan dengan negara lain. Misalnya, Indonesia hanya memproduksi 2-2,3 ton kopi per hektare, sementara negara lain mampu menghasilkan 8-9 ton per hektare.

 

“Ini menunjukkan bahwa bibit dan benih unggul kita kalah dari mereka,” ujar Jokowi dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (16/10/24).

 

Jokowi juga menyoroti lemahnya riset pangan di Indonesia dan menekankan perlunya penguatan penelitian di sektor ini. Untuk itu, pemerintah meresmikan pusat riset genomik pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, sebagai langkah untuk meningkatkan produktivitas pangan.

 

“Saya melihat riset pangan dan hortikultura kita masih tertinggal jauh dari negara lain,” tambah Jokowi.

 

Dengan adanya pusat riset ini, Jokowi berharap Indonesia bisa meningkatkan produktivitas komoditas pangan seperti kopi, kentang, bawang merah, dan bawang putih. Ia juga membuka peluang bagi para peneliti untuk berkolaborasi dengan siapa pun, asalkan Indonesia bisa mendapatkan pengetahuan dan benih unggul.

 

“Dengan begitu, produktivitas padi dan komoditas pangan lainnya bisa meningkat per hektarenya,” tutupnya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.