BorneoFlash.com, TANA PASER – Kelangkaan stok dan mahalnya harga elpiji subsidi 3 kilogram masih menjadi masalah besar bagi masyarakat Kabupaten Paser, khususnya di Desa Kerta Bakti, Kecamatan Long Ikis.
Hal ini disampaikan oleh anggota DPRD Paser, Andi Muhammad Rizal Ashari, yang mendengarkan langsung keluhan dari ibu-ibu di desa tersebut.
Menurut Rizal, harga tabung gas elpiji 3 kilogram di lapangan sering kali jauh melebihi harga standar yang ditetapkan, yakni Rp28 ribu. Warga mengaku harus membeli dengan harga mencapai Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per tabung.
“Dari apa yang disampaikan ibu-ibu, harga tabung gas 3 kilogram melebihi harga standar Rp28 ribu. Sementara kebanyakan warga, ada yang beli Rp40 ribu sampai Rp50 ribu,” ungkap Rizal pada Rabu (9/10/2024).
Selain harganya yang tinggi, kelangkaan stok elpiji di beberapa wilayah juga memaksa warga untuk mengantre hingga dua hari. Kondisi ini membuat beban masyarakat semakin berat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada elpiji subsidi untuk kebutuhan sehari-hari.
Rizal meminta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Paser agar segera turun tangan memantau kestabilan harga serta memastikan ketersediaan stok elpiji 3 kilogram di pasaran.
“Kami menginginkan agar agen atau toko yang menjual gas elpiji 3 kilogram menyesuaikan harga yang memang seharusnya, sesuai dengan ketetapan pemerintah. Mestinya menjual tabung gas subsidi dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah,” tegas Rizal.
Sebagai solusi jangka panjang, Rizal juga mengusulkan agar Pemerintah Desa Kerta Bakti mengaktifkan kembali Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, BUMDes dapat berperan dalam membantu agen-agen lokal mendistribusikan elpiji dengan harga yang stabil dan terjangkau, sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok ini.
“Harapannya BUMDes dapat aktif kembali untuk membantu agen dalam mendistribusikan tabung gas elpiji, sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi,” tutup Rizal.
Masalah kelangkaan dan mahalnya harga elpiji subsidi di Kabupaten Paser diharapkan dapat segera teratasi dengan adanya kerjasama antara pemerintah, agen, serta BUMDes, demi memastikan kestabilan harga dan ketersediaan stok bagi masyarakat. (*/Adv)