“Kalau kajian instalasi sudah siap desainnya, maka kita akan bangun di awal tahun 2025. Diharapkan penghujung tahun 2025 masyarakat Balikpapan dapat mendapatkan air baku sebanyak 500 liter per detik. Estimasi jiwanya untuk 400 ribu orang,” terangnya.
Beberapa alternatif coba untuk dikolaborasikan, Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltim mengawal APBN dan Wali Kota bersama OPD untuk APBD, karena memang Balikpapan butuh sekali.
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltim juga akan berkolaborasi mengenai penanganan sampah di Kota Balikpapan, contoh yang telah dilakukan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kaltim yakni TPA Manggar.
“Ini dapat menjadi contoh yang baik bagi kabupaten kota seluruh indonesia. Kita coba kembangkan lagi. Dengan adanya penambahan penduduk dari pemindahan IKN, kita harus antisipasi dengan baik,” ucapnya.
Kedepan, pihaknya dengan wali kota mempunyai strategi yang tepat terkait penanganan sampah. “Jangan sampai kita bekerja sendiri-sendiri. Kalau kami di Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur Kaltim Kementerian PUPR, wajib berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten kota,” katanya.
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud menyambut baik beberapa hal yang disampaikan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur, untuk Kota Balikpapan.
Mengingat Balikpapan sebagai pintu gerbang IKN dan penyangga IKN tentunya beberapa hal yang disampaikan ini akan berdampak.
“Pesan dari bapak presiden, bahwasanya seiring dengan pembangunan IKN, Balikpapan tidak boleh ditinggal, karena Balikpapan menjadi penopang dan sentral kesuksesan IKN,” pungkasnya.