Dengan adanya aksi ini, Bus BCT berhenti sementara dan berhenti sampai waktu yang tidak ditentukan. “Kita akan rapat diskusi di level pimpinan dan mencari jalan terbaik. tawaran subsidi, penambahan trayek, penataan angkot. Semua ditolak. Kata mau ngurus izin kir dan trayek tidak ada, baru masuk 1 unit kendaraan yang daftar,” terangnya.
Pemerintah Kota sudah cukup bijaksana memberi dispensasi pemutihan kir dan trayek sesuai ketentuan dan ada rencana bantuan subsidi nanti khusus pada trayek baru.
“Pemimpin meminta coba musyawarah dulu tapi hasilnya mereka menolak. Saya masih diskusi terus dengan Kementerian Perhubungan tapi angkot ini kewenangan kota, jadi solusi pasti diberikan ke pemkot,” kata Edo sapaan karibnya.
Pemerintah Kota sudah tawarkan solusi pada tiga kali pertemuan dan semua ditolak. “Ini sudah pertemuan Ken empat kali, mereka minta penghentian BCT tapi harusnya tidak bisa memaksakan kehendak,” tuturnya.
Di kesempatan yang berbeda, Sopir Angkot Trayek Nomor 6, Pendi menyampaikan bahwa kehadiran Bus BCT berdampak signifikan pada penghasilan yang diperoleh. Sebelumnya masih bisa bawa pulang uang minimal sebesar Rp 50 ribu dan sudah bisa membeli bensin. “Penurunan drastis,” ungkap pria yang berprofesi sebagai supir angkot sejak tahun 1989.

Akan tetapi saat ini, untuk beli bensin saja masih kesulitan apalagi mencari uang Rp 50 ribu. “Kami datang kesini meminta keputusan dari walikota, karena kemarin Dishub bilangnya BCT tidak beroperasi lagi tapi ternyata masih beroperasi,” jelasnya.
Bayangkan setiap koridor yang berjarak 500 meter dilalui Bus BCT sehingga angkot tidak mempunyai kesempatan mendapatkan penumpang. “Angkot masih mumpuni. Jadi BCT jangan operasi di Balikpapan,” ujarnya.