Raja Willem-Alexander Lantik Dick Schoof Sebagai Perdana Menteri Belanda, Berikut Profilnya

oleh -
Editor: Ardiansyah
Dick Schoof Sebagai Perdana Menteri Belanda yang Baru. Foto: HO/REUTERS
Dick Schoof Sebagai Perdana Menteri Belanda yang Baru. Foto: HO/REUTERS

BorneoFlash.com – Mantan mata-mata Belanda, Dick Schoof dilantik menjadi perdana menteri Belanda pada Selasa (2/7/2024). 

 

Ia dilantik langsung oleh Raja Belanda, Willem-Alexander. Nantinya Schoof akan memimpin kabinet koalisi sayap kanan dalam misi menerapkan kebijakan imigrasi “yang paling ketat” di negara tersebut. 

 

Schoof dilantik setelah dua ratus dua puluh tiga hari pemimpin sayap kanan Geert Wilders meraih kemenangan pemilu yang mengejutkan Eropa dan dunia. Kali ini, giliran Schoof mengambil alih jabatan Mark Rutte setelah 14 tahun berkuasa. Berikut profil Dick Schoof:

 

Dilansir BorneoFlash.com dari laman First Post, Dick Schoof lahir dengan nama Hendrikus Wilhelmus Maria Schoof lahir pada 8 Maret 1957 di Santpoort, Belanda. Ia belajar perencanaan kota dan wilayah di Universitas Radboud dari 1975 hingga 1982. 

 

Karier Schoof dalam pelayanan publik dimulai di Asosiasi Pemerintah Kota Belanda, diikuti dengan peran di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan pada 1988. Pada 1996, ia diangkat menjadi wakil sekretaris jenderal di Kementerian Kehakiman dan Keamanan.

 

Schoof telah memegang beberapa posisi bergengsi, termasuk direktur utama di Layanan Imigrasi dan Naturalisasi (1999-2003), di mana ia berperan penting dalam mereformasi undang-undang imigrasi.

 

Dari 2010 hingga 2013, ia menjabat sebagai direktur jenderal untuk kepolisian, mengawasi restrukturisasi kepolisian dari unit regional menjadi organisasi nasional. Sebagai kepala Koordinator Nasional untuk Keamanan dan Kontraterorisme (NCTV), ia terlibat dalam aspek kontroversial dari penyelidikan Malaysia Airlines Penerbangan 17.

 

Schoof telah memegang beberapa posisi bergengsi, termasuk direktur utama di Layanan Imigrasi dan Naturalisasi (1999-2003), di mana ia berperan penting dalam mereformasi undang-undang imigrasi.

Baca Juga :  Menteri Yasonna Bicara Soal Human Dignity dalam Konferensi di Oxford 

 

Dari 2010 hingga 2013, ia menjabat sebagai direktur jenderal untuk kepolisian, mengawasi restrukturisasi kepolisian dari unit regional menjadi organisasi nasional. Sebagai kepala Koordinator Nasional untuk Keamanan dan Kontraterorisme (NCTV), ia terlibat dalam aspek kontroversial dari penyelidikan Malaysia Airlines Penerbangan 17.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.