Kilang Pertamina Unit Balikpapan Sabet Penghargaan ISRA

oleh -
Editor: Ardiansyah
Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Dodi Yapsenang, Secara Langsung Menerima Penghargaan Gold Kategori Education tingkat nasional, Penghargaan ini diraih dari ajang bergengsi ISRA di Ballroom Hotel Grand Mercure, Solo Baru, Sukoharjo. Jum'at (28/6/2024). Foto: HO/PT KPI Unit Balikpapan
Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI Unit Balikpapan Dodi Yapsenang, Secara Langsung Menerima Penghargaan Gold Kategori Education tingkat nasional, Penghargaan ini diraih dari ajang bergengsi ISRA di Ballroom Hotel Grand Mercure, Solo Baru, Sukoharjo. Jum'at (28/6/2024). Foto: HO/PT KPI Unit Balikpapan

BorneoFlash.com, SOLO – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan melalui Program Kampung Inggris & Kreativitas Lawe-lawe berhasil meraih penghargaan Gold Kategori Education tingkat nasional. 

 

Penghargaan ini diraih dari ajang bergengsi Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) di Ballroom Hotel Grand Mercure, Solo Baru, Sukoharjo, Jumat (28/6/2024).

 

Tema besar yang diangkat ISRA tahun ini adalah “Confronting Climate Change: Survive to Revive”. Berbagai macam upaya dilakukan untuk melakukan pengurangan karbon, salah satunya dengan pelibatan masyarakat. Masyarakat menjadi aktor utama dalam dekarbonisasi. 

 

Melalui edukasi pada setiap lapisan masyarakat menjadi kunci penting dalam praktik dekarbonisasi. Setiap aspek Environmental, Social, Governance (ESG) memegang peran masing-masing yang bisa disinergikan bersama.

 

“Masyarakat adalah aktor utama dalam upaya dekarbonisasi. Penerapan ESG dalam setiap upaya melaksanakan praktik dekarbonisasi adalah hal penting dan memiliki peran masing-masing. Sinergi yang apik antara stakeholder menjadi hal wajib,” ujar Gusti Pangeran Haryo Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo selaku KGPAA Mangkunegara X.

 

Upaya dekarbonisasi harus terus dilakukan untuk mengurangi dampak terhadap perubahan iklim. Peningkatan suhu menjadi salah satu anomali yang terjadi. Hal tersebut dapat berdampak pada berbagai aspek seperti mengancam ketahanan pangan.

 

“Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan suhu sekitar 0,03 celcius. Peningkatan suhu ini tentunya jika tidak dikendalikan maka akan mengancam ketahanan pangan negara kita,” ujar Staff Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Karliansyah.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.