BorneoFlash.com, TARAKAN – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat pada hari Jumat (7/6/2024) di Area Tarakan Field.
Kegiatan ini meliputi skenario kebakaran, tumpahan minyak, dan aksi demonstrasi masyarakat di area Tarakan Field.
Simulasi ini melibatkan 400 personel dari berbagai instansi terkait, antara lain:
- Pemerintah Kota Tarakan
- TNI-Polri
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
- Pemadam Kebakaran
- Palang Merah Indonesia (PMI)
- RS Pertamedika Tarakan
- Masyarakat setempat
Kegiatan diawali dengan apel gelar pasukan di Masjid Baitul Izzah Islamic Center. Pj Wali Kota Tarakan, Bustan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa apel ini merupakan wujud nyata kolaborasi dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Kesiapsiagaan ini mutlak diperlukan mengingat kita tidak dapat memprediksi kapan bencana akan terjadi. Sinergi dan kesiapsiagaan dari semua pihak sangatlah penting,” tegasnya.

Field Manager Tarakan, Cahyo Tri Mulyanto, menekankan komitmen Pertamina EP Tarakan Field dalam memprioritaskan aspek keselamatan kerja di seluruh kegiatan operasi dan bisnis perusahaan.
“Kinerja keselamatan yang unggul menjadi landasan utama untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan operasi migas,” imbuhnya.
Cahyo pun menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Pemkot Tarakan sehingga simulasi ini dapat terlaksana dengan lancar.

Cahyo menjelaskan bahwa simulasi bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, melatih, dan meningkatkan kompetensi personel dalam menghadapi kondisi darurat.
Simulasi ini juga untuk memastikan kesiapan personel dan kelancaran koordinasi antar pihak terkait dalam penanggulangan bencana secara cepat dan tepat.
Keberhasilan operasi perusahaan dalam memproduksi migas untuk Indonesia tergantung pada kinerja keselamatan yang unggul dan kemampuan dalam menangani situasi darurat. Simulasi ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan dan meningkatkan efektivitas penanganan bencana di Tarakan Field.
Sinergi dan kolaborasi antar pihak terkait menjadi kunci utama dalam mewujudkan keselamatan dan kelancaran operasi migas di wilayah tersebut. (*)