Sementara itu, Program Sekolah Negeri Terapung berlokasi di pesisir Delta Mahakam, Kalimantan Timur, dan berdekatan dengan wilayah operasi PHM.
Program ini mencakup enam sekolah SD dan SMP untuk mengatasi ketimpangan jenjang pendidikan di wilayah terpencil.
Fokus Program Sekolah Negeri Terapung adalah peningkatan kapasitas guru dan kegiatan pembelajaran siswa, peningkatan sarana prasarana pendidikan, pendampingan sarjana pesisir, serta pengembangan EBT sebagai sumber energi sekolah.
General Manager PHM Setyo Sapto Edi mengungkapkan komitmen Perusahaan untuk terus berinovasi dalam mendukung kebijakan PT Pertamina (Persero) dalam efisiensi energi, pengurangan emisi, serta transisi energi berupa pengembangan energi baru dan terbarukan.
“Program Wasteco dan Program Sekolah Negeri Terapung. Keduanya merupakan program pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh Perusahaan secara konsisten. Kedua program itu juga mendukung implementasi dan kontribusi pengelolaan Environmental, Social, and Governance, atau disingkat ESG, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs,” tutur Edi.
Atas penghargaan tersebut, Site Manager PHM Lapangan South Processing Unit (SPU) Zaki Hatmanda menyampaikan, “Kami akan terus berinovasi untuk memberikan manfaat berkelanjutan yang lebih luas bagi peningkatan pendidikan, termasuk pengembangan EBT, yang sangat dirasakan manfaatnya untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah pesisir,” ungkap Zaki yang hadir menerima penghargaan ini secara langsung.
Pada kesempatan terpisah, Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia Dony Indrawan menerangkan komitmen PHI dan anak-anak perusahaannya, seperti PHM, untuk terus menjalankan program-program CSR yang inovatif dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan dampak positif yang signifikan dari program-program yang kami laksanakan ini baik bagi masyarakat maupun lingkungan.”
“Selain penghargaan ini, dalam program Sekolah Negeri Terapung, PHM berkolaborasi dengan sekolah, pemerintah daerah, dan lembaga mitra untuk memperkecil gap kualitas pendidikan.”

“Para guru mendapatkan sekitar 40 topik pelatihan di sepanjang 2023, sesuai kebutuhan, potensi, dan minat/bakat,” jelas Dony.
Menurutnya, sejumlah guru menorehkan prestasi nasional hingga internasional, di antaranya tiga guru sekolah pesisir dari Kecamatan Anggana yang terpilih di antara 50 guru di seluruh Indonesia, masuk sebagai tim penyusun modul Kemendikbud RI di Jakarta selama tiga bulan.
Selain itu, Program Sekolah Negeri Terapung juga berhasil meraih tiga penghargaan internasional, antara lain di ajang Talian Art Geng di Malaysia dan Fish Art Contest di Amerika Serikat.
“Pelaksanaan program Wasteco mendukung pencapaian SDG, yaitu Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender, Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. Sedangkan untuk Program Sekolah Negeri Terapung sejalan dengan upaya pencapaian SDG Tujuan 4 tentang Pendidikan Bermutu,” pungkasnya. (*)