BorneoFlash.com, UJOH BILANG – Wakil Bupati (Wabup) Mahakam Ulu (Mahulu), Yohanes Avun mengharapkan tak ada lagi kasus stunting di wilayah ini.
Ia mengajak masyarakat berperan menurunkan angka stunting bahkan hingga nol kasus. Alasannya, jumlah penduduk di Mahulu masih tergolong sedikit.
Harusnya, menurut Yohanes Avun, tak ada kasus stunting di Mahulu. Karena dari keterpenuhan gizi, Mahulu adalah daerah yang kaya akan hasil alam. Hal ini tentu menjadi penunjang keterpenuhan gizi masyarakat.
“Apa saja bisa dijadikan makanan,” ucapnya.
Menurutnya, kasus stunting di Mahulu lebih disebabkan oleh pola asuh yang salah.
“Misalnya dengan perkembangan sekarang ini dengan adanya ponsel dan segala gadget, orang tuanya sibuk main ponsel tidak perhatikan anaknya,” katanya.
Lanjut Wabup, upaya pemkab mencegah stunting sudah cukup serius terutama melalui bantuan kepada warga stunting. Namun penyalurannya belum tepat sasaran.
Terkadang penyaluran bantuan yang menerima justru satu keluarga. Padahal seharusnya bantuan itu terfokus pada si penderita stunting.
“Kita harus melakukan pemetaan model penanganannya. Misalnya kita mau beri makan atau minum, harus kepada warga yang mengalami stunting. Bukan keluarganya atau orang tuanya, tapi langsung ke anak yang stunting,” ucapnya.
Terkait penanganan medis, menurutnya, harus ada pendampingan atau tidak dilakukan pembiaran. Inti dari segala penanganan yang dilakukan adalah harus tepat sasaran.
Wabup Yohanes Avun menyebut, untuk skala Provinsi Kalimantan Timur, angka stunting di Mahulu masih terbilang rendah. Namun berdasarkan target nasional penanganan belum tercapai, dimana secara nasional yaitu 14 persen, sementara saat ini Mahulu berada pada angka 14,8 persen.
“Itu yang kita harus turunkan, bahkan kita targetkan 12 persen,” ucapnya. (Adv)