BorneoFlash.com, SENDAWAR – Saat membahas upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, tidak dapat diabaikan bahwa pemerintah menghadapi berbagai tantangan, termasuk dalam pengentasan kemiskinan.
Menurut data survei Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Kutai Barat pada tahun 2022 mencapai 10,20 persen. Ini menunjukkan penurunan sebesar 0,04 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar 10,24 persen.
Meskipun demikian, masih diperlukan upaya penurunan sebesar 1,03 persen untuk mencapai target tahun 2023, yaitu 9,17 persen.
Tingkat kemiskinan ekstrem di Kutai Barat pada tahun 2023 mengalami penurunan signifikan sebesar 72,37 persen, dengan jumlah penduduk miskin ekstrem sebanyak 3.480 orang, dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 12.598 orang. Meskipun demikian, perlu dilakukan penurunan sebesar 27,62 persen lagi sesuai dengan target nasional.
Menanggapi hal ini, Bupati Kutai Barat, FX Yapan, menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menerapkan tiga strategi utama untuk mengurangi tingkat kemiskinan, yaitu mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan meminimalkan kantong-kantong kemiskinan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa program di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi fokus utama. Pertama, Program Pemberdayaan Masyarakat Lokal dengan terus menyediakan lapangan pekerjaan berbasis potensi unggulan lokal dan kemampuan masyarakat berbasis Kawasan Berkelanjutan.
Kedua, Program Pembangunan Rumah Layak Huni dan Penuntasan Kawasan Kumuh. Ketiga, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin, Program Pendidikan (BEASISWA) diutamakan untuk anak didik dari keluarga miskin, dan Program Pengembangan Pola Pemasaran sektor pertanian Kubar diarahkan pada inovasi untuk membangkitkan HILIRISASI di Kubar sendiri.
Program lainnya mencakup Peningkatan Kompetensibagi masyarakat miskin yang masih dalam usia produktif melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).
Inovasi pembangunan daerah diarahkan dalam kerangka pengembangan kluster subsektor yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan dan aktivitas masyarakat Kampung.
Selanjutnya, terdapat empat kluster pengembangan ekonomi lokal dalam arah pembangunan perekonomian Kutai Barat, yaitu Pengembangan Kawasan Berkelanjutan/Kluster/Pengelompokkan Karet meliputi Kecamatan Linggang Bigung, Kecamatan Barong Tongkok, dan Kecamatan Sekolaq Darat.
Upaya lainnya melibatkan Pengembangan Kawasan Berkelanjutan Perikanan Air Tawar meliputi Kecamatan Jempang, Kecamatan Penyinggahan, dan Kecamatan Muara Pahu. Selain itu, Pengembangan Kawasan Berkelanjutan Sapi Pedaging melibatkan Kecamatan Melak dan Kecamatan Muara Lawa.
Terakhir, pengembangan pariwisata kluster Sendawar-Melak Kecamatan Melak difokuskan sebagai pusat kuliner Kutai Barat. Luuq Taman Budaya Sendawar ditingkatkan sebagai pusat pementasan budaya dan layanan informasi pariwisata, serta penguatan kelembagaan Pokdarwis-Pokdarwis di setiap kampung. (Adv)