Sementara itu Bupati mengatakan bahwa Mawiq Gawaakng ini merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan.
Di Kutai Barat sendiri banyak ragam budaya dan objek wisata termasuk anjat yang menjadi identitas Kutai Barat yang harus dipertahankan hingga anak cucu kedepan.
“Alasan memilih anjat untuk rekor muri pada hari ulang tahun Kutai Barat ke 24 tahun ini karena pada tahun sebelumnya Seraung, Ulap, Mandau, Nyumpit dan lainnya sudah diraih dan pada HUT ini memilih anjat sebagai pemecah rekor muri terbanyak pada hari ini,” kata FX Yapan dalam wawancara bersama awak media.
Ia pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Kutai Barat khususnya masyarakat di kampung agar terus melestarikan budaya atau ciri khas Kutai Barat termasuk rotan dan agar terus membudidayakannya.

“Saya berpesan agar warga di kampung dapat terus mempertahankan supaya budidaya rotan tetap dipertahankan. Ini yang kita perlu kedepan dan lestarikan karena ini identitas kita Kutai Barat. Dan nanti kita melalui pariwisata mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan beragam budaya bahwa kutai barat memiliki banyak objek wisata baik alam maupun budaya,” ucap Bupati.