BorneoFlash.com, GAZA – Israel melancarkan serangan darat di Jalur Gaza dengan melakukan pemboman tanpa henti setelah berminggu-minggu, hal ini membuat beberapa penduduk wilayah Palestina mengatakan mereka siap melawan militer paling kuat di Timur Tengah dengan tangan kosong.
“Bahkan jika semua prajurit kami tewas, kami akan berjuang,” kata Um Moatasem Al-Alami, yang rumahnya terkena serangan udara Israel, dikutip dari laman Reuters.
Pihak Israel mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan invasi darat.
Namun Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Arab mendesak Israel untuk menunda operasi yang akan melipatgandakan jumlah korban sipil di Jalur Gaza yang padat penduduknya dan dapat memicu konflik lebih meluas.
Sejak Israel melakukan serangkaian serangan, Mohammad Abu Daqqa dan keluarganya terpaksa meninggalkan rumahnya di kota Abassan Al-Kabira sebelah timur Khan Younis di selatan Jalur Gaza karena intensitas pemboman Israel.
Dalam perang sejak didirikannya Israel, sekitar 700.000 warga Palestina, setengah dari populasi Arab di wilayah Palestina yang dikuasai Inggris, diusir dari rumah mereka, dan ditolak untuk kembali.
Banyak dari mereka yang berakhir di Yordania, Lebanon, Suriah, serta di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.