Panitia Lomba Belogo, Muliadi, mengatakan peserta lomba Belogo tidak hanya berasal dari Kubar, tetapi juga dari luar daerah, salah satunya dari Kota Bontang.
“Pesertanya memang ada juga dari luar, dari Bontang. Lomba ini kita laksanakan selama tiga hari dan hari ini adalah hari terakhir, artinya sudah memasuki babak final juara,” ujar Muliadi.
Bermain Belogo cukup unik dan mirip perpaduan antara golf dan karambol. Pemain meletakkan logo pada jarak yang ditentukan dengan logo milik lawan. Logo sasaran diletakkan dan disusun secara tegak dan berjajar. Selanjutnya, ujung bawah panampak diposisikan di belakang logo. Bagian atas panampak digenggam dengan tangan kiri dan tangan kanan menepuk bagian bawahnya sehingga logo dapat terdorong meluncur ke arah logo lawan.
Inti dari permainan ini adalah menjatuhkan logo lawan atau logo yang menjadi sasaran sebanyak mungkin sekaligus menghitung poinnya.
Lomba Belogo diikuti oleh sekitar 40 orang, dibagi menjadi 7 regu, dan masing-masing regu diisi tiga pemain.
Penilaian dilakukan dengan memberikan poin 10 untuk setiap pemain dalam satu regu yang berhasil merebahkan logo yang menjadi sasaran tembak. Jika regu tersebut bisa merebahkan tiga logo sekaligus, maka mereka mendapatkan nilai 30. Setiap regu pemain diberi kesempatan tiga kali untuk mencoba menjatuhkan logo sasaran yang dipasang berjejer.

Dari hasil kompetisi tersebut, tim Rambo dari Kota Bontang berhasil menjadi juara pertama dan berhak atas hadiah berupa piala dan uang tunai senilai jutaan rupiah.
Belogo merupakan salah satu jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan, dimainkan oleh anak-anak sampai remaja, dan umumnya hanya dimainkan oleh kaum pria. Nama permainan Belogo diambil dari kata “logo,” yang berarti bermain dengan menggunakan alat logo.