BorneoFlash.com, NASIONAL – Pertamina (Persero) berencana untuk meningkatkan kualitas bahan bakar minyak (BBM) dengan menghentikan produksi Pertalite, jenis BBM RON 90 terendah.
Hal ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen untuk mengurangi emisi gas dari kendaraan di Indonesia.
dilansir melalui Bisnis indonesia Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina (Persero), mengungkapkan rencana perusahaan untuk meningkatkan oktan Pertalite dari RON 90 menjadi RON 92 dengan menambahkan 7 persen etanol (E7) mulai tahun depan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan persyaratan oktan minimal 91 untuk bahan bakar minyak yang dijual di Indonesia. Perubahan ini akan menghasilkan produk baru yang dikenal sebagai Pertamax Green 92.
Pertamina akan menawarkan tiga jenis BBM saja, yaito Pertamax 92, Pertamax 95 dengan 8% etanol, dan Pertamax Turbo, semuanya dalam lini bahan bakar hijau. Langkah ini juga berkontribusi pada investasi dalam sektor bioenergi. Pemerintah telah mengalokasikan 700.000 hektar lahan untuk produksi gula dan etanol, sebagai dukungan terhadap pasokan 1,2 juta kiloliter bahan bakar bensin.
Produksi Pertamax Green 92 diperkirakan akan mencapai sekitar 32,68 juta kiloliter tahun depan. Campuran yang mengandung 7 persen etanol akan memerlukan sekitar 2,29 juta kiloliter etanol pada saat tersebut. Di sisi lain, produksi Pertamax Green 95 diestimasi mencapai 62.231 kiloliter dengan menggunakan 4.978 kiloliter etanol pada tahun yang sama.
Namun, Nicke menegaskan bahwa peninjauan terhadap Program Langit Biru Tahap 2 masih dalam tahap internal dan belum ada keputusan final. Pertamina dan Kementerian ESDM tingkatkan produksi bioetanol dengan fokus pada bahan bakar nabati pendamping Pertamax. Meskipun ada kendala pasokan bahan baku seperti molase, pemerintah dan Pertamina berupaya menciptakan lingkungan mendukung pertumbuhan industri bioetanol di Indonesia.
Dukungan dari pemerintah, perusahaan, dan sektor swasta menjadi dasar penting dalam mewujudkan visi pengembangan bahan bakar nabati berkelanjutan di Indonesia. Melalui upaya ini, selain manfaat signifikan bagi lingkungan, diharapkan berdampak positif dalam aspek ekonomi jangka panjang.
Dengan meningkatnya produksi bioetanol, peluang untuk lapangan kerja baru, pertumbuhan sektor pertanian, dan kemandirian energi juga semakin besar. Investasi dan kebijakan yang tepat dapat mendorong industri bioetanol sebagai pilar ekonomi rendah karbon.
Peran pemerintah sangat penting dalam meningkatkan inovasi teknologi produksi dan penggunaan bioetanol, serta meningkatkan pemahaman masyarakat akan manfaatnya terhadap lingkungan.
Indonesia berada di jalur yang benar dalam mendorong energi terbarukan dan ramah lingkungan. Dengan komitmen bersama, kita dapat mempercepat transisi dari energi fosil menuju sistem yang berkelanjutan dan bersih.
Pertamina menghapus Pertalite dan memperkenalkan Pertamax Green 92, langkah ini sejalan dengan tren global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Langkah ini Berpotensi besar dalam menghadapi perubahan iklim dan membentuk masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.