BorneoFlash.com, BONTANG – Demi memberikan rasa aman kepada warga Bontang terhadap ancaman buaya yang selama ini menghantui, maka rencana pembangunan Penangkaran Buaya di Bontang kembali digulirkan Anggota Komisi III DPRD, Faisal.
Namun rencana tersebut harus terhenti karena terkendala dengan aturan Izin Pendirian Penangkaran.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim sebelumnya telah memberikan lampu hijau soal rencana tersebut. Namun pihaknya mengingatkan jika pembangunan Penangkaran Buaya di Bontang akan terdapat potensi masalah dalam bidang pengelolaan.
Karena izin Penangkaran Buaya hanya boleh diajukan oleh perorangan, koperasi, badan hukum, dan lembaga konservasi. Sementara pemerintah daerah tidak diperbolehkan.
Faisal juga mengatakan bahwa realisasi rencana pembangunan penangkaran di Bontang sulit dilakukan, maka dari itu, pihaknya akan mengupayakan mencari solusi lain.
“Susah kalau tidak dari pemerintah. Tapi lebih yah mau bagaimana kalau aturannya pemerintah tidak boleh. Makanya coba nanti kami cari solusinya,” katanya kepada awak media, Jumat (25/8/2023).
Peluang Pembangunan Penangkaran Buaya di Bontang, berada di tangan perusahaan dan diharapkan Pemkot Bontang dapat berkoordinasi dengan mendorong perusahaan untuk mendirikan Penangkaran Buaya.
“Kemungkinan bisa, perusahaan bisa sebagai pengelola utama, sedangkan Pemkot bisa membantu dalam hal tenaga kerjanya.” katanya.
Menurut Faisal Penangkaran Buaya di Bontang ini menjadi hal yang penting. Sebab, merupakan solusi untuk memberikan rasa aman terhadap ancaman buaya yang selama ini menghantui warga di sebagian wilayah pesisir di Bontang yang bersinggungan dengan habitat buaya.
Banyak kasus buaya yang masuk ke pemukiman yang mengancam keselamatan warga di sekitar, khususnya di Guntung.
Jika belum ada solusi, kekhawatiran akan ada warga lagi yang diserang buaya seperti yang sebelumnya telah menimpa seorang wanita di Guntung.
“Wilayah yang sering muncul buaya yaitu Guntung, Selambai, juga Bontang Kuala dan Tanjung Limau. Warga mungkin bisa hidup berdampingan. Tapi kan tetap itu berbahaya buat keselamatan,” katanya.