Memang selama ini, Wali Kota Balikpapan tidak menonjolkan dalam program-program yang dijalankan. Pasalnya, lebih memilih Pemkot Balikpapan yang lebih di depan, untuk menghindari publikasi yang menonjolkan pada dirinya. Namun, semua itu dinilai berbeda.
“Saya diminta untuk muncul dan dipublikasi. Saya dikritik, kenapa jarang tampil, ketika mengunjungi proyek pembangunan. Itu katanya harus diekspos. Padahal, saya kerap turun langsung ke lapangan bahkan tengah malam, untuk melihat dari dekat perkembangan pengerjaan proyek pembangunan,” terangnya.
Saat ini pemberitaan tentang dirinya kerap muncul di Humas, Diskominfo maupun media, karena memang masyarakat menginginkan untuk dipublikasikan.
Wali Kota menyatakan menerima dengan hati lapang kritik warga yang mempersoalkan berbagai hal seperti dampak dari proyek penanggulangan banjir di Jalan MT Haryono, soal kemacetan jalan di sejumlah titik dan distribusi serta kualitas air PTMB yang masih belum maksimal
Menurutnya, kepemimpinan tanpa kritik pun tidaklah baik, karena hanya akan membuat pemimpin itu cenderung lupa diri. Memang harus dikritik, agar selalu ingat bahwa bekerja untuk rakyat, selalu diawasi rakyat, digaji oleh rakyat. Maka, bekerjalah dengan baik.
“Ketika membaca dan menjawab komentar warga di media sosial, saya hanya tersenyum. Ya inilah resiko pemimpin. Ibadah ini, bos ku,” serunya.