Sebenarnya target dari Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan turun 14 persen tetapi justru naik menjadi 19 persen. Jika dilihat dari angka kemiskinan di Kota Balikpapan yang menurun seharusnya angka stunting ikut menurun. Namun, hal ini berbanding terbalik. “Banyak faktor yang membuat angka stunting naik,” ucapnya.
Berdasarkan hal itulah, Tim Penggerak PKK menganalisis kembali penyebab kenaikan angka stunting di Kota Balikpapan dan ternyata pola asuh yang salah. Hal ini berhubungan pada Pokja I yang bertugas untuk mensosialisasikan kepada para ibu. Walaupun sebenarnya, kehidupan ibu ini mampu tetapi asupan gizi yang diberikan anak yang tidak sesuai.
“Mungkin biasa ibu-ibu beli makanan instan yang tidak mengetahui mutu, standarisasi, kandungan makanan yang diberikan kepada anak,” terangnya.
Tak hanya itu, TP PKK Kota Balikpapan juga akan memantau kegiatan posyandu. Nantinya pihaknya akan memberikan voucher kepada kader yang membutuhkan. Voucher itu akan ditukarkan ke warung PKK yang menjual bahan pangan secara gratis.
“Ini tujuan kami menekan stunting di Kota Balikpapan,” imbuhnya.
Kader bertugas memantau tiga anak masing-masing Kelurahan dan program ini akan berjalan setelah lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.
“Ini awal kita mau melihat polanya. Mampu atau tidak kader kami berdampingan. Kita akan mendampingi secara intens selama satu bulan,” katanya.