“Selama empat hari ini, kami sudah mendengar banyak masukan, ide dan pengalaman dari para peserta. Program Football for Women berfokus pada pemberdayaan perempuan dan membantu perempuan mengembangkan karir mereka di sepak bola.
Kami tidak menyuruh federasi melakukan apa yang kami lakukan, namun lebih kepada membantu federasi dan pemangku kepentingan utama lainnya bekerja sama untuk mengembangkan sepak bola wanita.
Setelah kami kembali dalam empat hari, kami akan terus melanjutkan dukungan kami melalui program mentoring selama enam bulan ke depan,” tambah Chris Milnes, International Relations Project Specialist UEFA.
Sementara itu menurut salah satu peserta, Souraya Farina yang juga perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Wanita (ASBWI) mengatakan, “Dengan acara ini, kami menyampaikan kendala-kendala bagaimana mengembangkan sepak bola wanita di Indonesia.
Sepak bola wanita akan berkembang jika ada kesempatan kepada para wanita untuk berkecimpung di dalamnya, tanpa adanya perbedaan gender, pria atau wanita. Karena semua orang berhak bermain sepak bola,” tuturnya.
“Banyak hal yang bisa diperoleh dari workshop bersama UEFA, mulai dari management, finance, dan hal lainnya. Agar klub sepak bola di Indonesia dapat berkembang lebih maju. Apalagi semua orang mengetahui, bila UEFA memiliki liga terbaik di seluruh dunia, untuk itu banyak yang bisa dipelajari.”
“Kami berharap kolaborasi dan komunikasi yang sudah dibangun dalam acara ini tak berhenti saat acara ini selesai, namun kami bisa terus tetap berkomunikasi secara rutin, dengan semua yang ada di acara ini. Agar kedepannya, sepak bola wanita di Indonesia bisa menjadi lebih baik, kuat dan hebat,” tutupnya.
(BorneoFlash.com/pssi.org)