Diskusi KI Kaltim Sorot Perbedaan Mencolok Peringkat IKP dan IKIP   

oleh -
Editor: Ardiansyah
Dari kiri: Komisioner KI Kaltim Indra Zakaria, Ketua SMSI Kaltim Abdurrahman Amin; dan Erni Wahyuni. Foto: HO/SMSI Kaltim.
Dari kiri: Komisioner KI Kaltim Indra Zakaria, Ketua SMSI Kaltim Abdurrahman Amin; dan Erni Wahyuni. Foto: HO/SMSI Kaltim.

Kalau IKP menggunakan para wartawan sendiri yang dijadikan sebagai informan. Mereka terdiri atas perwakilan organisasi wartawan dan pimpinan media massa. Sedangkan pada pengukuran IKIP, informan yang digunakan lebih luas. 

“Mulai aparat hukum, unsur pemerintah, LSM dan perwakilan wartawan sendiri,” tandas Indra. 

Sementara itu, Rahman —sapaan Abdurrahman Amin— dalam pemaparannya menyampaikan sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari pengukuran IKP di Kaltim. Meski Kaltim berada di posisi pertama, bukan berarti kondisi pers di Bumi Etam sudah baik. 

“Banyak hal yang masih harus diperbaiki,” ungkap Rahman yang juga Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim ini. 

Beberapa hal yang harus diperbaiki tersebut, lanjut Rahman, adalah tingkat kesejahteraan pekerja pers yang berpengaruh terhadap kualitas wartawan.

Menurutnya, dua hal ini menjadi isu utama yang menjadi PR organisasi pers dan perusahaan media.

“Wartawan sebagai pekerja intelektual harus memiliki jaminan kesejahteraan. Namun untuk mendukung hal tersebut wartawan tentu harus memiliki kualitas dan kemampuan yang mumpuni. Hal ini sangat berkaitan dengan sajian atau konten berita yang dihasilkan,” katanya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

No More Posts Available.

No more pages to load.