Sesuai standarnya, data kajian dilakukan updating data setiap 5 tahun sekali. Namun, bisa dilakukan dalam kurun waktu dua tahun, apabila ada kejadian luar biasa atau data baru.
Berdasarkan data BMKG Kota Balikpapan pada bulan September, lanjutnya curah hujan di Balikpapan tergolong tinggi.
Untuk itu, pihaknya menurunkan satuan tugas yang disiagakan selama 24 jam dalam beberapa shift, untuk dapat memonitor apabila ada laporan kejadian darurat yang diakibatkan bencana alam.
Bukan saja personil dari BPBD, tapi tim SAR dan tim lainnya tetap siaga dan saling bahu membahu untuk memberikan bantuan bencana.
“Kami juga mengimbau masyarakat yang tinggal di perbukitan wajib meningkatkan kewaspadaannya, sebab dampak bencana tanah longsor ini sangatlah berbahaya,” terangnya.

Seperti diketahui ciri tanah di Balikpapan ini berpasir dengan kontur yang berbukit-bukit, ketika curah hujan tidak tinggi saja dapat berbahaya. Setidaknya 85 persen pemukiman penduduk yang rawan bencana berada di perbukitan.
“Perlu diwaspadai. Kewaspadaan sangat perlu, terlebih lagi musim-musim hujan seperti sekarang ini, longsor termasuk pohon tumbang,” sebutnya.