Sementara itu, Sekretaris Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Kaltim Budi Istiawan mengatakan, kedatangan Konsul Jenderal Jepang di Balikpapan ini sangat penting, artinya untuk menjalin hubungan dalam upaya pelestarian cagar budaya yang ada di Kota Balikpapan.
Sebagian besar cagar budaya yang ada di Kota Balikpapan, terkait dengan perang dunia kedua antara Jepang dan sekutu.
“Peninggalan yang ada ini dengan kedatangan Konjen bisa kita kerja samakan, bagaimana sistem pelestarian ke depannya. Sehingga momen ini bisa dimanfaatkan, untuk komunikasi dan kerja sama yang lebih baik dalam pelestarian cagar budaya di Kota Balikpapan,” terangnya.
Dari Balai Pelestarian Cagar Budaya akan terbantu fasilitasinya dalam mengembangkan dan memanfaatkan cagar budaya di Kota Balikpapan, sesuai peraturan Undang-Undang nomor 11 tahun 2010 mengenai Cagar Budaya.
Pada kesempatan itu, salah seorang kerabat tentara Jepang Debby Nostrianti Wanadjaya menyampaikan dari pihak keluarga sangat bersyukur, setelah Pandemi Covid-19 bisa mengunjungi kembali situs peninggalan keluarga besar Jepang.
“Mereka yang ada disini korban-korbannya adalah tentara Jepang yang gugur di perang dunia kedua. Ada juga tentara Indonesia disini,” ungkapnya.
Wanita berhijab ini mengungkapkan sebagai negara maju, yang dapat ditiru dari Jepang adalah menghargai sejarah dan tidak pernah melupakan sejarah.
“Kita sebagai warga negara Indonesia yang memiliki sejarah, supaya kita bisa maju, kita harus tetap mengingat sejarah,” serunya.
Dengan adanya cagar budaya ini dapat dijaga bersama sebagai keterikatan Indonesia dan Jepang.
“Keluarganya sampai berapa keturunan pun masih mengadakan upacara untuk berdoa kepada keluarga mereka yang meninggal disini,” ungkapnya.
(BorneoFlash.com/Niken)