Pembahasan jangka panjang, yakni mengenai aktivitas ekonomi Balikpapan tetap bertahan pada fokus industri atau akan mengembangkan sektor jasa. Pasalnya, selama ini sektor industri menjadi penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar di Kota Balikpapan.
“Saya menyarankan untuk jangka panjang kita harus mengembangkan sektor jasa, baik jasa terhadap aktivitas perdagangan maupun jasa lainya yaitu jasa pariwisata,” ungkapnya.
Seperti halnya, memanfaatkan potensi pariwisata di daerah sekitar Balikpapan pada lingkup Kaltim, sehingga Balikpapan bisa menerima kontribusi dari sektor jasa tersebut.
Dalam diskusi itu, ia mewakili Pemkot Balikpapan mengingatkan bahwa euforia IKN ini banyak sekali pengembang mulai melakukan perumahan dan penyediaan infrastruktur. Ini harus ada pengendalian dari Pemkot.
“Jangan sampai pengembang membangun, untuk mengantisipasi kebutuhan IKN dan asumsi yang mereka gunakan tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya,” jelasnya.
Ia menyarankan agar perlunya diskusi antar Kabupaten Kota yang ada di sekitar IKN seperti Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
Antar daerah ini membuat kesepakatan untuk berbagi peran seperti untuk kawasan perumahan tidak semua ada di Balikpapan.
“Kalau akses jalan ke PPU atau Kukar sudah terbuka bisa jadi orang yang bekerja di Balikpapan tapi tempat tinggal di PPU,” tambahnya.