Dalam jangka panjang, Kabupaten Paser tidak selalu bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian.
Menurutnya, cepat atau lambat sumber daya alam pada sektor pertambangan batu bara akan terkuras dan habis.
“Makanya, kita perlu melakukan transformasi ekonomi hijau yang berbasis pada sumber daya terbarukan,” jelas Masitah.
Wabup berharap, dengan adanya riset yang dilakukan IESR, mampu memberi perspektif dan alternatif yang dibutuhkan oleh Pemda.
Bertujuan, memulai langkah-langkah dalam mengambil beberapa kebijakan untuk perekonomian di Kabupaten Paser agar mampu mandiri dan berdaya saing.
“Kita harus mempersiapkan diri, utamanya Kabupaten Paser ini akan menjadi penyangga Ibu Kota Negara, dengan menggali beberapa potensi sumber daya alam yang terbarukan,” tutup Masitah.
Pada kegiatan FGD tersebut, juga dihadiri Sekretaris Badan Penelitian dan Pembangunan (Bappedalitbang) Kabupaten Paser Ruslya Aswina, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Paser dan tim IESR.
(BorneoFlash.com/SAN)