Lanjutnya, maraknya aksi pencabulan beberapa waktu terakhir ini juga tak terlepas dari pengaruh dari luar terutama yang mengarah ke Hedonisme.
Jadi ketika itu sudah melewati batas etika yang ada di masyarakat, akhirnya jadi sebuah gaya hidup dan banyak ditiru.
Pengaruh tersebut juga tak terlepas dari peran teknologi, dimana untuk teknologi berperan melalui konten-konten yang bisa dilihat oleh masyarakat, sementara konten-konten itu tidak ada kontrol untuk batasan usianya.
Akibatnya anak-anak dibawah umur pun bisa mengkonsumsi konten-konten yang mengarah ke pornografi maupun pornoaksi sehingga bisa jadi akan menambah rasa ingin tahu mereka tentang pergaulan di atas usianya.
“Seharusnya mereka tidak harus mencari dari konten luar, itu bisa didiskusikan dari pihak keluarga, peranan keluarga sendiri juga bisa memberikan pendidikan tentang seksual untuk mencegah agar tak terjerumus kedalam pergaulan bebas,”bebernya.
Selain itu, kata dia, anak yang masih dibawah umur itu seharusnya masih dibawah pengaruh orang tua. Hal itu dikarenakan pada fase itu kematangan emosionalnya masih labil.
“Mereka masih ingin mencari tau karakter dirinya secara psikologis, mereka mulai ingin mencoba sesuatu yang baru, sehingga orang dewasa mengambil moment itu,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)