BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Belum tuntasnya persoalan ganti lahan membuat warga kembali melakukan aksi pemblokiran jalan di kawasan KM 6 Jalan Tol Manggar Balikpapan Timur pada Senin (25/10/2021).
Dalam aksi pemblokiran jalan tersebut, warga memanfaatkan bambu yang diikat lalu dipalang untuk menghalangi pengendara lewat di jalan KM 6 Jalan Tol Balikpapan Samarinda.
Kuasa hukum warga pemilik lahan, Yesayas Rohi menjelaskan bahwa. Aksi tersebut bentuk meluapkan kekecewaan warga yang sampai saat ini belum ada titik terang.
Dikarenakan sebelumnya warga dan Pemkot Balikpapan sudah menggelar pertemuan pada awal September 2021 lalu.
“Berdasarkan hasil pertemuan warga diminta menunggu 12 hari untuk proses penyelesaian. Namun hingga 12 hari kedua, pemerintah tak kunjung memberi kejelasan, bahkan hingga saat ini,” ujarnya.
Dia katakan, kunci utama penyelesaian kasus ini ada di Pemkot Balikpapan terkait status wilayah.
“Kan ada yang mengklaim lahan ini masuk Balikpapan Utara, padahal kan ini masuk Balikpapan Timur, kami punya buktinya,” tegasnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Fony Malisa menambahkan, selama ini warga selalu kooperatif dan tak pernah menghambat pembangunan jalan tol.
“Kami kooperatif, bahkan nilai ganti rugi saja kami tak banyak menuntut. Tapi kenapa kami dipersulit sekarang,”tegasnya.
Ditempat yang sama, hal senada juga disampaikan salah satu warga, Hermin yang mengklaim memiliki hak atas tanah yang dilalui jalan tol mengaku kecewa dengan sikap pemerintah.
Menurutnya pemerintah tidak serius menangani persoalan ganti rugi lahan ini, sehingga prosesnya berlarut-larut.
“Kemarin ada pertemuan dengan Pemerintah Kota Balikpapan. Kami dijanjikan 12 hari, buktinya sampai sekarang tidak ada kabar,”timpalnya.
Dia bahkan mengancam akan menguruk ruas jalan tol yang masuk fase lima ini jika pemerintah tak bisa secepatnya mencari solusi.
“Kalau perlu nanti saya uruk pakai tanah, saya tanami lagi seperti dulu,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)