Ditempat yang sama, Founder Creative Movement Balikpapan, Ana menambahkan bahwa pembangunan masjid di kawasan Kampung Pemulung tersebut menitikberatkan bukan pada pembangunan masjid tersebut akan tetapi juga bagaimana nilai-nilai agama masyarakat dapat ditingkatkan.
“Sebenarnya kalau tujuan kami itu dari awal bukan hanya untuk pembangunan masjid, sebenarnya kita ingin menciptakan nilai-nilai masyarakat lebih tepatnya ke pemberdayaan ibu-ibu di kampung sini dan berdampak ke program yang lain,”jelasnya.
Ana mengaku masyarakat di kampung pemulung ini sangat membutuhkan berdirinya masjid untuk ibadah khususnya salat Jumat.
“Contohnya seperti saat ini, sebelumnya kan masyarakat di sini susah untuk beribadah dan kebetulan ada tanah wakaf maka kami realisasikan untuk pembangunan masjid, sebelumnya mushola tapi dibelakang ada mushola kecil jadi lebih ke masjid biar bisa dipakai untuk salat Jumat,”ucapnya lagi.
Menurutnya proses pembangunan masjid tentu membutuhkan waktu sehingga perlu adanya dukungan semua pihak.
“Saat ini kita fokus di sini, karena saya rasa untuk pembangunan masjid beriringan dengan pemberdayaan pasti butuh waktu, nanti kalau kita sinergi dengan lembaga lain seperti MUI dan sebagainya kita bisa open selama masih sejalan dengan program creative movement,”jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator warga RT 42 Jalan Tumaritis Graha Indah Balikpapan Utara, Ruslan, sangat mengharapkan pembangunan masjid segera terlaksana. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman soal agama Islam.
“Kalau untuk warga sendiri bisa dibilang 70 persen masih agak kurang pemahaman terkait agama, tapi dari anak-anak Insya Allah di rumah ada pembelajaran semacam TPA,”ucapnya.
Warga di kawasan Kampung Pemulung tersebut juga antusias akan berdirinya Masjid sebagai sarana pendukung mempelajari agama Islam.
“Sambil berproses pembangunan, warga juga kami ajak untuk melakukan pengajian di rumah dan mereka juga antusias mereka juga mendukung semua,”pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)