Untuk diketahui Ambo Dae yang berusia 58 tahun serta istrinya, Miwir (45) hidup bersama dua putrinya, Rosa (11) dan Santi (8), serta bersama mertuanya.
Ambo Dae sebagai kepala rumah tangga tidak lagi bisa bekerja karena mengalami penyakit stroke kurang lebih 3 tahun. Sementara istrinya, mengalami depresi dan sulit diajak berkomunikasi.
Selain itu, kedua putrinya tidak pernah merasakan bangku sekolah, keterbatasan biaya menjadi alasan tidak bisa menempuh pendidikan.
Sejak tinggal di Kutai Barat, keluarga Ambo Dae ternyata diketahui tidak memiliki administrasi kependudukan sehingga sehingga sama sekali tidak pernah menerima bantuan dari pemerintah.
Ketua RT 8 Kelurahan Barong Tongkok, Suwanto mengatakan Ambo Dae sebelumnya bekerja sebagai buruh serabutan. Namun sejak menderita stroke, Ambo Dae tidak lagi dapat bekerja.
Sehingga dirinya berharap penuh kepada pemerintah daerah agar bisa membantu memfasilitasi keluarga Ambo Dae.
“Kalau bisa juga membantu memfasilitasi beasiswa untuk kedua putri bapak Ambo Dae yang selama ini tidak pernah merasakan bangku sekolah,” ujarnya.
Rumah panggung yang dihuni Ambo Dae dan keluarganya itu berbahan dasar kayu dengan luas kurang lebih 6 x 10. Saat ini mulai direnovasi oleh jajaran Kodim 0912/KBR beserta ormas dan warga lainnya.
(BorneoFlash.com/Lilis)