Meski dia mengakui tidak sedikit relawan yang diambil dari beberapa instansi, Dinas hingga masyarakat umum ini mendapat sedikit perlakuan yang kurang menyenangkan.
Seperti dijauhi dan dianggap sebagai orang yang sudah pasti terpapar Covid-19 dan membawa virus dari jenazah.
“Ini yang sebenarnya harus diketahui masyarakat. Para relawan kan sudah mendapat pelatihan sebelumnya. Mereka pun menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Memang kita sekarang ini harus menjaga jarak antara satu dan yang lain. Namun bukan berarti mencap para relawan ini sebagai orang yang membawa virus Covid-19 karena menangani jenazah,” ungkapnya.
Untuk itu, diharapkan kepada masyarakat agar jangan sampai memberikan stigma sosial kepada para relawan. Sebab mereka pun sama halnya seperti tenaga kesehatan (nakes) yang mengurusi pasien Covid-19. Yang memang mematuhi prosedur dan juga prokes ketat selama menjalankan tugas kemanusiaan dalam masa pandemi ini.
“Jangan menjauhi dan menyematkan kesan negatif, tidak perlu takut dengan mereka (relawan). Karena itu tadi, mereka sudah mendapat pelatihan dan juga menerapkan prokes ketat yang memang sesuai prosedur,” ujarnya.
(BorneoFlash.com/Lilis)