BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan menyebut investigasi terkait mengeringnya air Waduk Telaga Sari secara mendadak sampai saat ini terus berlanjut.
Hal tersebut seperti diutarakan Kepala Bidang SDA Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Rita di ruang kerja nya pada Kamis (17/6/2021).
Dia katakan, beberapa tahapan investigasi saat ini sudah dilakukan. Semua data baik georadar dan geolistrik dan geologi sudah dilakukan.
Dan saat ini masih menunggu hasil pembacaan data georadar yang akan diolah.
“Dari data yang kita punya, data geologi. Dari pancang yang kita lakukan. Pembuatan Kisdam dari Sandbag yang kita sudah lakukan. Kemudian penyelidikan geologi berupa pengambilan sampel tanah dengan cara boring. Terdapat tiga titik yang sudah kita lakukan dengan kedalaman 20 meter,” ujarnya.
Lebih lanjut dia terangkan, tiga titik tersebut yakni didepan pelimpa, di depan pintu air yang hulu dan di kolam olah.
Adapun hasil dari penyelidikan geologi itu, dia terangkan lapisan kedapan, berada di kedalaman 18,30 meter dan di titik- titik lain juga ditemukan 19 meter kedepannya.
“Kami juga sudah bermohon kepada Perumda Titra Manuntung dan AMDK Club, untuk menanyakan sumur dalam yang ada di lokasi bendali.Karena itu sebagai data pelengkap dari untuk melakukan investigasi,” tambahnya.
Selain itu dia terangkan, untuk data yang pihaknya ambil dari Tirta Manuntung, itu kedalaman pompa debit perbulannya.
Dan saat ini pihaknya masih menunggu hasil georadar. Hasil georadar ini akan terbaca untuk mengetahui area mana yang akan ada celah.
“Mungkin kami akan menunggu hasil yang lebih valid dari hasil georadar,” jelasnya.
Oleh karena itu, hasil dan dampak kata dia itu harus pihaknya mengetahui dari jarak berapa. Seperti apakah tiba-tiba keluar air dari lantai rumah, dan lain sebagainya.
“Itu yang selama ini kita minta agar dapat diinfokan ke kami. Kan lingkungan sekitar itu cukup besar. Oleh karenanya hasil awal investigasi ini sebenarnya apakah kita akan melakukan sheet pile kembali di depan upron untuk mengisolasi upron yang bocor. Atau pemasangan, geomembrane. tapi tetap menunggu hasil georadar,” bebernya.
Mengenai penanganan sementara ini. Dia terangkan untuk penanganan sementara pembuatan hanya pembuatan Kisdam aja.
“Mau tidak mau dilakukan agar mengarahkan airnya tidak kembali ke lubang. Sehingga tidak membuat rongga-rongga yang lebih besar,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Eko)