Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan tren kasus positif bisa saja mengalami lonjakan akibat peningkatan pasca-temuan varian baru Corona B117 di Indonesia.
Pandu juga menilai, penurunan kasus positif selama beberapa hari terakhir bisa jadi disebabkan oleh angka testing yang menurun.
“Kita lihat dulu testing-nya meningkat enggak? Kalau testing-nya menurun ya nggak bisa dibantah kasusnya menurun karena testing yang juga turun,” kata Pandu, Jumat (5/3/2021).
“Salah satu yang kita khawatirkan adalah virus yang sudah bermutasi dan yang baru diidentifikasi jenis virus B117. Semua ahli virus sepakat B117 ini lebih meningkatkan penularan,” sambungnya.
Seperti diketahui, temuan kasus positif mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Data Satgas Covid-19 sejak akhir Februari menunjukkan temuan kasus positif berada di bawah angka 10 ribu kasus seharinya.
Pada 26 Februari kasus 8.232, 27 Februari kasus positif sebanyak 6.208, 28 Februari 5.560, lalu pada 1 Maret 6.680, 2 Maret 5.712, 3 Maret 6.808, dan 4 Maret 7.264 kasus.
Bersamaan dengan penurunan angka temuan kasus positif, jumlah orang yang dites Covid-19 juga mengalami penurunan. Dalam sepekan itu, pemeriksaan hanya sebanyak 187.628 orang, rata-rata dalam sehari hanya ada pemeriksaan ke orang 26.804.
“Jadi tren penurunan ini biasanya karena testing, karena terlambat melaporkan, ada gap antara data pusat-daerah jadi nggak mudah menginterpretasi data,” kata Pandu.
Sementara itu, Pandu juga mengkhawatirkan temuan B117 yang disebut-sebut 50 persen lebih menularkan dari pada jenis Covid-19 yang lama. Jika terjadi transmisi (penularan) B117 di Indonesia, maka lonjakan kasus tidak bisa dihindari.
“B117 itu sudah mendominasi populasi virus di dunia, kita-kira 50 persen virus corona sudah didominasi B117,” ucapnya.
Meski demikian, Pandu menilai upaya memutus rantai penularan dengan tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) yang lebih kuat dapat mengendalikan pandemi Covid-19. Masyarakat juga diimbau untuk kembali disiplin menegakkan protokol kesehatan.
Diketahui, mutasi virus yang diketahui pertama kali ditemukan di Inggris itu kini telah menyebar di lebih dari 33 negara. Virus SARS-CoV-2 B117 dinilai lebih cepat menyebar.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, pada Selasa (2/3/2021), mengaku temuan itu baru dilaporkan Senin (1/3/2021) malam lalu yang merupakan sampel dari dua pekerja migran Indonesia (PMI) dari Arab Saudi.
Sumber : CNNIndonesia