BorneoFlash.com, TANA PASER – Ditengah Pandemi Covid-19, hampir semua wilayah Kabupaten Paser masih harus menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dalam jaringan.
Tapi nyatanya tidak semua siswa di Bumi Daya Taka ini dapat dengan mudah melakukan belajar Daring. Selasa, (24/11/2020).
Sejumlah Desa maupun Dusun yang tersebar di 10 kecamatan, peserta didik harus naik ke puncak bukit untuk mendapatkan sinyal supaya tetap bisa mengikuti belajar daring. Salah satu guru sekolah yang ada di Kecamatan Paser Blengkong, Desa Sunge Batu, Kalimantan Timur. mengeluhkan terkait minimnya akses internet, listrik, telepon pintar.
Ia mengaku harus mendatangi siswanya door to door untuk mengajar, hal itu dilakukan sebegai bentuk perhatian dan tanggung jawabnya kepada dunia Pendidikan. Wuryanti (32) sebagai tenaga pengajar guru honorer disalah satu Sekolah Dasar (SD) setiap harinya menempuh jarak 50 km untuk mendatangi rumah siswanya.
“Saya setiap harinya menempuh jarak 50 km untuk datang mengajar ke rumah-rumah siswa dan pulangnya juga demikian, dengan akses jalan yang kurang memadai untuk dilalui kendaraan” bebernya saat ditemui.
Harapannya kepada pemerintah agar daerah yang minim akses internet dan terdapat sekolah didalamnya dapat menikmati akses tersebut utamanya pada para siswa tempat dia mengajar. Selain itu Rahmadiyansah yang merupakan salah satu pelajar SMK Muhammadiyah Kecamatan Long Ikis, mengaku harus ke puncak bukit untuk mendapat akses internet.
“Tiap hari harus ke puncak bukit untuk belajar dan membuat tugas yang diberikan guru,” singkatnya.
Pelajar yang merupakan warga Desa Belimbing Kecamatan Long Ikis ini harus naik ke puncak bukit setiap mau belajar daring bersama beberapa pelajar dari SMP hingga SLTA /SMK lainnya karena di sana tempat satu-satunya untuk mengakses sinyal HP. Sejak sekolah yang hanya ada di ibu kota kecamatan menerapkan belajar daring, beberapa puncak bukit di desa yang ditempuh 1 jam dari ibu kota Kecamatan Long Ikis ini ramai dikunjungi pelajar.
Ada pelajar yang duduk belajar di pondok-pondok kecil di pinggang bukit dan ada yang sampai ke puncak bukit. Rahmadiyansah mengatakan, kendala yang cukup berat bagi siswa yang belajar daring di bukit bila cuaca sudah hujan.