Berikut Hukum, Penjelasan dan Langkah Bijak Merayakan Hari Ibu dalam Islam

oleh -
Editor: Ardiansyah
Ilustrasi Hari Ibu. Foto: Getty Images/goc
Ilustrasi Hari Ibu. Foto: Getty Images/goc

BorneoFlash.c0m Hari Ibu yang dirayakan setiap 22 Desember menjadi momen spesial bagi banyak orang untuk menunjukkan rasa cinta dan penghargaan kepada sosok ibu. 

 

Berbagai cara dilakukan, seperti memberikan hadiah, menulis ungkapan kasih, hingga menghabiskan waktu bersama. Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya di Indonesia, namun bagaimana Islam memandang perayaan ini?

 

Dalam ajaran Islam, ibu memiliki posisi yang sangat mulia. Oleh karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa penghormatan kepada ibu seharusnya dilakukan setiap hari, bukan hanya pada hari tertentu. Namun, apakah perayaan Hari Ibu dianggap bertentangan dengan ajaran Islam?

 

Berikut hukum merayakan Hari Ibu dilansir BorneoFlash.com dari berbagai sumber:

 

1. Apa Itu Hari Ibu dan Bagaimana Perayaannya di Indonesia?

Hari Ibu dirayakan setiap 22 Desember sebagai bentuk penghargaan kepada para ibu di Indonesia. Perayaan ini awalnya ditetapkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953 untuk mengenang peran perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Saat ini, tradisi tersebut lebih fokus pada penghormatan kepada ibu secara individu.

 

Banyak orang memanfaatkan momen ini dengan memberikan hadiah kepada ibu mereka, seperti bunga, kartu ucapan, atau bahkan hadiah spesial lainnya. Selain itu, beberapa keluarga memilih untuk merayakan Hari Ibu dengan menghabiskan waktu bersama, sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang.

 

Namun, dibalik semarak perayaan ini, muncul pertanyaan: apakah Hari Ibu relevan bagi umat Islam? Pertanyaan ini penting karena ada kekhawatiran bahwa tradisi tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran agama.

 

2. Pandangan Ulama tentang Merayakan Hari Ibu

Buya Yahya dalam video di kanal YouTube Al-Bahjah TV menjelaskan bahwa Islam tidak mengenal konsep Hari Ibu yang diperingati setiap tahun, karena menghormati ibu seharusnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. “Kalau kita mengangkat wanita dan mengangkat ibu dalam Islam, sudah ada, tidak harus ada istilah Hari Ibu tanggal 22 Desember,” ujarnya. 

Baca Juga :  Suharto: Seorang Jemaah Haji Kota Balikpapan Meninggal Dunia di Mekkah 

Namun, ia juga menambahkan bahwa perayaan ini tidak sepenuhnya salah jika tujuannya adalah untuk mengingatkan mereka yang lupa menghormati ibu, dengan catatan penghormatan kepada ibu tidak terbatas pada hari tersebut saja.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135