BorneoFlash.com, KUTAI KARTANEGARA – Nanang Nuryanto, S.Pd, wali kelas V di SDN 021 Marangkayu, Kutai Kartanegara berbagi kisahnya meneruskan pembelajaran walaupun pandemi.
Hak setiap siswa adalah tetap mendapatkan pendidikan, Nanang memberikan pembelajaran secara daring dan luring. Pandemi ini membatasi tatap muka untuk memutus rantai penyebaran covid-19.
Kisah ini dibagikan Nanang melalui Facebook Live dan YouTube Tanoto Foundation pada Sabtu,(05/09/ 2020).
Siswa difasilitasi memanfaatkan ragam aplikasi pendukung daring, seperti zoom, google meet, dan WhatsApp Group.
Nanang menyadari orang tua adalah mitra guru dalam pembelajaran untuk siswa. Sebelum memulai pembelajaran tahun ajaran baru, Nanang melakukan diskusi dengan orang tua dan sosialisasi ragam aplikasi pendukung daring.
Nanang juga mengajak kerja sama orang tua untuk membuat ketertiban bersama mengikuti protokoler covid-19 dalam menjalankan jarak jauh.
Para guru menyadari kebutuhan melek teknologi dalam melakukan belajar dari rumah (BDR), Tanoto Foundation hadir untuk melatih Nanang dan para guru di Provinsi Kalimantan Timur untuk menggali lebih dalam ragam aplikasi pendukung pembelajaran daring yang diterapkan dengan prinsip MAU atau mengkondisikan, aktifkan, dan umpan balik.
Pada awal pembelajaran, Nanang mengkondisikan kelas, menyiapkan kelas untuk siap melakukan pembelajaran. Nanang juga memantau para orang tua dapat mengkondisikan suasana rumah nyaman untuk pembelajaran.
Setelah kondisi siap, Nanang mengaktifkan kelas dengan pendekatan MIKiR. Tentunya Nanang, membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang produktif, imajinatif, dan terbuka.
Terakhir, umpan balik, Nanang memastikan adanya umpan balik dari siswa untuk memantau pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Untuk menilai anak-anak, tidak hanya melihat hasil karya siswa, tetapi juga berkomunikasi dengan orang tua.
Walaupun siswa belajar secara jarak jauh dengan teknologi, para siswa Nanang tetap merindukan pembelajaran tatap muka. Hal ini dikarenakan adanya ikatan emosional yang dirindukan antara siswa dan Nanang.
Nanang menjawab pertanyaan salah satu peserta, Rahmat Fahrony bahwa jika menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKiR dengan benar dan melakukan ice breaking di tengah pembelajaran maka suasana kelas daring menyenangkan.
Nanang menyarankan juga durasi pembelajaran harus diperhitungkan karena konsentrasi siswa harus dipertahankan.
Di akhir sesi perbincangan #Ngopi Ngobrol Pintar Bareng #GuruJuara Episode 1: Nanang Nuryanto Berbagi Perubahan Pembelajaran di Masa Pandemi, Nanang menekankan untuk libatkan orang tua dalam memilih aplikasi pembelajaran daring, waktu dan penilaian pembelajaran daring.
“Kisah Pak Nanang cocok dengan yang saya alami karena saya sedang mengajar di pedalaman,” komentar Elmi Yunianti, peserta yang juga guru di daerah perdesaan.(*)