BorneoFlash.com, SENDAWAR – Ambo Dae (58) warga yang tinggal di Jl. Senopati RT 08, Kecamatan Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat kondisinya cukup memprihatinkan.
Selain tergolong sebagai keluarga yang kurang mampu dan tinggal di rumah rumah tak layak huni, Ambo Dae juga menderita sakit stroke yang membuat dirinya tak bisa bekerja atau mencari nafkah untuk menghidupi anak istrinya.
Bahkan dia juga tidak bisa diajak komunikasi pasca menderita penyakit stroke sejak 3 tahun silam. Diketahui, Ambo Dae memiliki dua orang anak perempuan yang baru menginjak usia 15 tahun dan paling kecil 6 tahun.
Akibat hal itu, kedua putrinya terpaksa tidak disekolahkan lantaran kondisi perekonomian keluarga Ambo Dae sangat tidak memungkinkan untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari juga sangat kesulitan.
Mirisnya lagi, keluarga Ambo Dae ternyata tidak memiliki administrasi kependudukan sehingga sulit untuk dideteksi pemerintah agar diberikan bantuan. Bahkan istrinya Miwir (45) juga mengalami depresi sehingga juga sulit diajak komunikasi.
Saat dikunjungi Komandan Kodim 0912/KBR, Letkol Kav. Yudhi Prasetyo Purnomo pada Kamis (5/8/2021), Ambo Dae hanya terbaring lemas di atas tempat tidurnya.
Kedatangan Dandim tersebut untuk memberikan bantuan kepada keluarga Ambo Dae setelah menerima laporan dari masyarakat terkait adanya warga kurang mampu dan kondisinya memprihatinkan.
Bantuan yang diberikan Dandim Kubar tersebut berupa sembako dan kebutuhan pokok lainnya.
“Saya melihat situasi yang kita lihat di lapangan, rumahnya seperti ini kondisinya kemudian beliaunya juga sakit struk. Tidak bisa bekerja kemudian istrinya juga tidak bekerja anaknya 6 tahun dan 9 tahun belum sekolah sampai sekarang.
Sehingga saya sangat tergerak kebetulan di sini ada pak RT ada mas Eto kita-kita teman-teman semua dari tokoh pemuda, tokoh masyarakat yang turut bersama-sama Kodim dan Polres berusaha untuk turun ke lapangan untuk melihat situasi kondisi beliau,” ujar Dandim 0912/KBR Letkol Kav Yudhi Prasetyo Purnomo.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarga Ambo Dae hanya mengharapkan ukuran tangan dari keluarga dekatnya dan warga sekitar.