BorneoFlash.com, KUKAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat ekosistem layanan pencegahan stunting melalui kolaborasi lintas sektor.
Pendekatan ini disebut menjadi kunci keberhasilan Kukar hingga dinobatkan sebagai kabupaten dengan penurunan prevalensi stunting terbaik di Kalimantan Timur (Kaltim).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono, menegaskan keberhasilan penanganan stunting tidak hanya terlihat dari angka yang menurun, tetapi dari sistem kerja bersama yang semakin solid.
“Penanganan stunting kita sudah berada di bawah angka nasional, ini capaian yang sangat luar biasa,” ucap Sekda Kukar Sunggono, pada Jumat (21/11/2025).
Dalam kurun tiga tahun, Kukar berhasil menurunkan prevalensi stunting sebesar 12,9 persen. Dari 27,1 persen pada 2022 turun menjadi 17,6 persen, lalu kembali turun ke 14,2 persen pada 2024.
Sunggono menjelaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil gotong royong berbagai pihak.
“Ini bukan kerja pemerintah saja. Dunia usaha melalui CSR, komunitas, sampai perorangan itu bergerak bersama,” jelasnya.
“Kolaborasi ini yang membuat penanganan kita lebih cepat dan lebih tepat sasaran,” sambungnya.
Salah satu program prioritas adalah Pemberian Makanan Bergizi yang menyasar 2.200 balita gizi kurang di 20 kecamatan. Program berlangsung selama 58 hari pada Oktober Desember 2024 dengan dukungan anggaran Rp 10 miliar melalui Puskesmas dan PKK.
Selain itu, layanan keliling Dokter Spesialis Anak melalui Sapa Si Kaka juga memberi dampak signifikan. Pada 2024 hingga awal 2025, sudah dilaksanakan 154 titik kunjungan dengan melibatkan 3 RSUD dan 21 dokter spesialis anak.
“Lewat kunjungan spesialis ini, anak-anak yang stunted bisa langsung dapat penanganan dari dokter ahli, bukan hanya pelayanan dasar,” kata Sunggono.
“Makanya kita dorong terus supaya tidak ada kasus stunting baru di Kukar,” sambungnya.





