BorneoFlash.com, NUSANTARA – Pengembangan pariwisata berbasis komunitas di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) terus berlanjut.
Paket Wisata Authentic Hiking Gunung Parung resmi diluncurkan sebagai penutup rangkaian kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelola Wisata Budaya Balik Nan Living Museum yang berlangsung sejak 26 November hingga 21 Desember 2025.
Peluncuran paket wisata ini menandai lahirnya produk ekowisata unggulan berbasis masyarakat di kawasan IKN.
Selain menghadirkan pengalaman wisata alam dan budaya yang autentik, inisiatif ini juga memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal, penciptaan peluang ekonomi baru, serta penguatan peran masyarakat adat dalam pengelolaan destinasi wisata yang berkelanjutan.
Paket Authentic Hiking Gunung Parung menawarkan pengalaman pendakian autentik di kawasan Hutan Adat Suku Balik Sepaku yang dikurasi secara imersif. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga diajak memahami nilai-nilai budaya lokal melalui berbagai aktivitas bermakna, seperti penanaman pohon sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan penguatan identitas budaya masyarakat setempat.
Pada peluncuran perdananya, kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 peserta dari berbagai daerah di Kalimantan Timur, antara lain Bontang, Samarinda, Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Penajam Paser Utara. Antusiasme tersebut mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap konsep wisata alam dan budaya yang berkelanjutan di kawasan IKN.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif strategis Otorita Ibu Kota Nusantara bertajuk “The Living Museum Story: Voices of the Forest”. Melalui program ini, Otorita IKN mendorong pemberdayaan masyarakat lokal, khususnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Parung, sebagai pelaku utama pengembangan ekowisata berbasis budaya dan kearifan lokal.
Melalui Direktorat Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Otorita IKN memberikan pendampingan intensif dan terstruktur kepada pengelola lokal melalui rangkaian lokakarya terkurasi.
Materi pendampingan mencakup penguatan storytelling berbasis budaya lokal, pengembangan produk wisata, strategi pemasaran, hingga produksi konten promosi. Sebanyak 10 peserta terpilih mengikuti proses peningkatan kapasitas ini secara intensif.






